Berita

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh/RMOL

Publika

Rekam Jejak Surya Paloh King Maker Pilpres

OLEH: MOCH EKSAN*
MINGGU, 17 JULI 2022 | 14:33 WIB

PASCA reformasi, Surya Paloh memiliki rekam jejak yang panjang dalam pemilihan presiden (Pilpres) langsung rakyat. Sebagai tokoh politik nasional, selama 20 tahun terakhir, pimpinan Media Group ini selalu mengambil bagian penting dalam setiap Pilpres, baik sebagai bakal calon, pendukung maupun pengusung calon presiden.

Surya Paloh pernah sebagai peserta Konvensi Presiden Partai Golkar. Pada Pilpres 2004, Partai Golkar menggelar konvensi presiden partai. Konvensi ini mengadopsi konvensi presiden ala sistem kandidasi presiden dari Partai Demokrat maupun Partai Republik di Amerika Serikat.

Surya Paloh merupakan salah satu peserta konvensi presiden Partai Golkar dengan sejumlah tokoh yang lain. Semisal Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Letjen (Purn) Prabowo Subianto, Ir Akbar Tanjung, dan Ir Aburizal Bakrie.


Hasilnya, Wiranto yang memperoleh dukungan mayoritas dari DPD mengalahkan Akbar Tandjung. Partai Golkar akhirnya memajukan Wiranto sebagai calon presiden, Ir Sholahuddin Wahid sebagai calon wakil presiden.

Karena tak ada satu pun calon memperoleh 50 persen atau 274 suara DPD Partai Golkar, maka bakal calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua maju ke pilihan putaran kedua. Praktis, Akbar Tandjung dan Wiranto yang berhak maju pada putaran berikutnya.

Dalam konvensi presiden Partai Golkar tersebut, proses pemilihan calon presiden dilakukan dua putaran. Putaran pertama, Surya Paloh mendapatkan 77 suara. Sedangkan, Akbar Tandjung 147 suara, Wiranto 137,  Aburizal Bakrie 118, dan Probowo Subianto 39 suara serta 28 suara abstain.

Pasangan yang diusung oleh Partai Golkar dan PKB ini memperoleh 26.286.788 atau 22,15 persen. Peringkat perolehan suaranya berada pada nomor 3, kendati Partai Golkar pada Pemilu 2004 adalah pemenang pemilu legislatif.

Pada Pilpres 2004,  Surya Paloh berseberangan dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh koalisi Partai Golkar. Ia memilih mendukung pasangan Jenderal (Purn) Bambang Susilo Yudhoyono dan M. Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden. Pasang pemenang Pilpres putaran pertama dan kedua ini diusung oleh Demokrat, PBB, PBR, dan PKPI.

Ijtihad politik Surya Paloh ini ternyata benar. SBY-JK terpilih sebagai pasangan calon yang memperoleh 69.266.350 suara atau 60,62 persen mengalahkan calon incumbent, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.

Sebagai figur calon, SBY memang dalam pandangan Surya Paloh punya segala-galanya. Seorang jenderal pinter dan ganteng. Modalitas ini yang memudahkan pemimpin Cikeas mengalahkan calon yang lain.

Surya Paloh menjatuhkan pilihannya berdasarkan insting dan suara publik yang menginginkan SBY sebagai presiden pasca Megawati. Waktu itu, belum terlalu populer, memilih kandidat berdasarkan hasil survei.

Sesungguhnya, Surya Paloh merupakan penganut rational choice theory (teori pilihan rasional) dari Gary Backer yang menentukan preferensi pilihan atas sejumlah alternasi berdasarkan pada objektivitas. Kecenderungan pribadi dikesampingkan dan lebih memilih pada informasi yang lengkap, akurat dan valid.

Jadi, memilih SBY-JK adalah pilihan yang paling rasional pada Pilpres 2004. Jalan politik nalar ini yang memantapkan Surya Paloh menggunakan segala kekuatannya untuk memenangkan pasangan Capres nomor 4 ini.

*Penulis adalah Pendiri Eksan Institute dan Wakil Ketua DPW Nasdem Jawa Timur

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya