Berita

Warga Sri Lanka berdemonstrasi di depan Sekretariat Presiden di Galle Face Green/Net

Dunia

Masyarakat Sri Lanka Rayakan Jatuhnya Dinasti Rajapaksa

SABTU, 16 JULI 2022 | 13:08 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Hanya beberapa jam setelah Rajapaksa mengirimkan e-mail mengenai pengunduran dirinya pada Kamis malam (14/7), orang-orang di Kolombo berteriak penuh rasa puas. Bahkan beberapa ada yang sampai menangis.

Orang-orang itu adalah mereka yang sedang berjuang untuk perubahan di negara yang belakangan carut marut karena krisis ekonomi dan politik. Berhari-hari mereka berada di depan Sekretariat Presiden di Galle Face Green, yang menjadi jantung pemberontak dari gerakan anti-pemerintah yang menuntut pengunduran diri Presiden Gotabay. Mereka  mendirikan tenda darurat untuk berlindung dari panas dan hujan, dan menolak pergi sebelum keluhan mereka didengar.

“Itu sangat emosional, saya hanya berteriak dan menangis,” kata Dias, salah satu di antara mereka.

Tiga bulan lamanya mereka terus berjuang sampai akhirnya membuahkan hasil. Gotabaya akhirnya lengser.

Menjatuhkan Gotabaya bukanlah akhir dari perjuangan kami – masih banyak yang harus kami lakukan untuk mengubah negara ini – tetapi ini adalah kemenangan besar,” lanjut Dias, dikutip dari The Guardian.

Kemunduran ini tidak hanya dilihat oleh masyarakat Sri Lanka sebagai kekalahan presiden dalam memimpin negara. Namun mereka melihat ini sebagai awal keruntuhan bagi seluruh keluarga Rajapaksa, yang telah mendirikan dinasti politik paling kuat selama dua dekade.

Pemberontakan massal ini dikabarkan pertama kali dalam sejarah Sri Lanka karena bergabungnya segala etnis dan agama yang berbeda dengan satu tujuan yang sama, yaitu menuntut perubahan yang berarti.

Sebelumnya diketahui mereka selalu terpecah belah mengikuti garis etnis yang ada.

“Rajapaksa itu jahat dan korup, rezim mereka tidak punya apa-apa untuk dipuji,” kata Paikiasothy Saravanamuttu, direktur eksekutif Pusat Alternatif Kebijakan.

Lebih lanjut Paikiasothy mengatakan bahwa Gotabaya Rajapaksa merupakan lambang sistem pemerintahan yang bobrok. Ia dinilai tidak memiliki pengalaman dan kapabilitas dalam mengelola pemerintahan, oleh karena itu selama ini ia memiliki visi yang sangat terbatas untuk kemajuan negara.

Atas kekacauan yang terjadi di Sri Lanka ini  dianggap sebagai ulah dari keluarga Rajapaksa yang membangkrutkan negara dengan memusatkan kekuasaan hanya dalam jajaran keluarga mereka dan kemudian terlibat dalam korupsi yang meluas, salah urus ekonomi, militerisasi pemerintahan dan politik rasis yang memecah belah.

Pemerintahan Rajapaksa diketahui mulai mendirikan dinastinya pada tahun 2005 ketika Mahinda Rajapaksa terpilih menjadi presiden pada tahun 2005 dan 2015 dan dilanjutkan oleh Basil yang menjadi menteri keuangan, kemudian Gotabaya yang terpilih menjadi presiden pada tahun 2019 dan beberapa jabatan lainnya yang berhasil dipegang oleh keluarga Rajapaksa, yang akhirnya berhasil diruntuhkan pada tahun ini.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Paspampres Buka Suara soal Marhan Harahap Meninggal saat akan Salat Jumat

Rabu, 20 Maret 2024 | 10:50

UPDATE

Penjualan Melorot, Laba Bersih AMMN Nyungsep 79,9 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:55

Korban Tewas Akibat Serangan Moskow Meningkat Hingga 143 Orang

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:39

Genjot Jumlah Wisman, Kemenparekraf Dorong Pengembangan Desa-desa Wisata

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:19

Pengamat: Prabowo Tidak Perlu Didesak Mundur

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:11

Rusia Ragu ISIS Pelaku Serangan Moskow, Kembali Sudutkan Ukraina

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:05

Golkar Terancam Jadi Partai Keluarga Bila Dipimpin Jokowi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:00

Astronom Kerajaan Inggris Sarankan Pengiriman Robot ke Ruang Angkasa

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:57

Rapat Paripurna ke-14, 272 Anggota DPR Bolos

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:38

Genjot Wisman Jepang, Kemenparekraf Gandeng Garuda Indonesia

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:35

Kepala Intelijen Rusia Lakukan Kunjungan ke Korea Utara

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:29

Selengkapnya