Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pakar: AS Bertanggung Jawab Atas Ketidakstabilan di Semanjung Korea, Barat yang Tidak Paham Itu

RABU, 13 JULI 2022 | 16:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Banyak negara Barat tidak memiliki pemahaman mendasar mengenai situasi di Semenanjung Korea, termasuk siapa yang memicu ketegangan di kawasan tersebut.

Hal itu terbukti ketika Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern melakukan kunjungan ke Australia, dan bertemu dengan Perdana Menteri Scott Morrison baru-baru ini.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya menyebut upaya Korea Utara untuk memperkuat kapasitas pertahanannya merupakan ancaman bagi Semenanjung Korea dan kawasan Indo-Pasifik.

"Penguasa Australia dan Selandia Baru tampaknya tidak memiliki pemahaman dasar sama sekali tentang siapa yang bertanggung jawab," kata Direktur Riset Kebijakan Asosiasi Korea-Asia, Han Son Ik.

Lewat tulisannya berjudul "Out of Ignorance or Servile Following" yang diunggah di situs APRCPRK.org pada Rabu (13/7), ia mengatakan hanya Amerika Serikat (AS) yang bisa menjawabnya,

"Itu karena AS telah mengingkari semua komitmen yang dibuat antara Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) dan AS, dan meningkatkan ancaman militer yang sembrono terhadap RRDK sambil tetap mempertahankan kebijakan permusuhannya terhadap Korut," jelasnya.

"Jika bukan karena ketidaktahuan dan ketidakpahaman, maka permusuhan dan prasangka mungkin menjadi akar penyebabnya," tambah dia.

Ketidaktahuan dan ketidakpahaman inilah yang juga membuat Australia akhirnya membuat kesepakatan AUKUS dengan AS dan Inggris, yang memicu ketegangan di kawasan.

Kepanikan yang dirasakan Australia dan Selandia Baru membuat keduanya lebih mudah mengambil sikap bermusuhan pada Korea Utara, mengikuti AS.

Kendati begitu, Han menekankan, Korea Utara akan terus meningkatkan kapasitas pertahanannya terlepas dari sikap bermusuhan dari negara-negara Barat.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya