PERSOALAN stabilitas perekonomian nasional berawal dari trend pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam sebulan terakhir. Dalam suatu kesempatan diskusi beberapa tahun yang lalu pada acara terbuka yang dihadiri sebagian kalangan di Jakarta, Gubernur Bank Indonesia menyadari bahwa instrumen kebijakan moneter yang digunakan memerlukan kerjasama lintas lembaga untuk melaksanakan amanat UU Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan laju inflasi secara efektif.
Kemudian pada kondisi instrumen kebijakan fiskal yang juga tidak mudah, yaitu ketika kondisi perekonomian nasional berada dalam tekanan defisit APBN yang besar, krisis energi, krisis pangan, dan hantu resesi perekonomian dunia, maka persoalan laju inflasi menembus angka 4,35 persen per Juni 2022 year on year sebagai sinyal warna kuning untuk Indonesia dan situasi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah sekitar Rp 500 dalam sebulan terakhir menembus kurs jual Rp 15.000 per dolar AS sungguh tidak dapat dipandang dengan sebelah mata.
Populer
Jumat, 19 April 2024 | 19:58
Rabu, 24 April 2024 | 02:12
Rabu, 17 April 2024 | 03:41
Kamis, 18 April 2024 | 05:35
Jumat, 19 April 2024 | 05:01
Sabtu, 20 April 2024 | 19:53
Selasa, 23 April 2024 | 12:42
UPDATE
Sabtu, 27 April 2024 | 21:50
Sabtu, 27 April 2024 | 21:50
Sabtu, 27 April 2024 | 21:20
Sabtu, 27 April 2024 | 21:14
Sabtu, 27 April 2024 | 21:08
Sabtu, 27 April 2024 | 20:24
Sabtu, 27 April 2024 | 20:18
Sabtu, 27 April 2024 | 20:18
Sabtu, 27 April 2024 | 19:28
Sabtu, 27 April 2024 | 19:11