Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Net
Perbedaan usulan dalam sebuah koalisi kerap terjadi di setiap daerah, termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel). Hal ini berpotensi menimbulkan perpecahan dalam tubuh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di daerah, terutama di Sumsel.
Demikian disampaikan pengamat politik Sumsel, Ade Indra Chaniago, yang juga merupakan dosen Stisipol Chandra Dimuka, Sabtu (2/7).
Dalam pandangan Indra, baik di Pilpres hingga Pilbup, KIB dirasa masih kurang menarik. Karena tidak ideologis, sangat cair, dan mudah diterka.
Menurutnya, koalisi ini hanya sebatas untuk mengamankan partai agar tidak terdegradasi oleh Parliamentary Threshold (PT).
"Sekarang kita lihat, ketua umum salah satu partai yang tergabung dalam KIB ini sudah menyusul dua ketum partai lainya berada di kursi kabinet," jelasnya, seperti diwartakan
Kantor Berita RMOLSumsel.
Artinya, semua bergantung pada kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Apalagi, jika dikaitkan dengan Pilkada, semua tentu berdasarkan kebutuhan daerah dan substansinya adalah memenangkan kontestasi.
"Jadi artinya, KIB ini bisa saja buyar atau berhenti di tengah jalan," pungkasnya.
Dalam Rakerda PAN se-Sumsel, tiga nama capres bakal diusung dalam Rakerwil hingga Rakernas mendatang. Mereka adalah Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Beda halnya dengan Golkar. Partai berlambang pohon beringin ini memastikan untuk mengusung Ketum Airlangga Hartarto, sesuai dengan hasil Munas.