Seorang pengunjuk rasa anti-kudeta mengangkat plakat yang menampilkan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi pada 2 Maret 2021 di Yangon, Myanmar/Net
Titik terang untuk mengakhiri berbagai krisis di Myanmar diharapkan segera datang setelah juru bicara junta Zaw Min Tun mengungkapkan tentang potensi dialog antara junta militer dan pemimpin yang digulingkan tahun lalu, Aung San Suu Kyi.
Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak kudeta. Sejak saat itu kerap terjadi pertempuran baru antara junta dengan kelompok pemberontak etnis. Puluhan unit Pasukan Pertahanan Rakyat bermunculan untuk melawan junta dan ekonomi yang hancur.
Suu Kyi (77) hampir tidak dapat dihubungi oleh militer dan baru-baru ini dipindahkan dari tahanan rumah ke sel isolasi sementara dia menghadapi beberapa persidangan yang bisa membuatnya dijatuhi hukuman lebih dari 150 tahun penjara.
"Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik," kata Zaw kepada
AFP pada Jumat (1/7), ketika ditanya apakah junta dapat berdialog dengan Suu Kyi untuk menyelesaikan kekacauan tersebut.
“Kami tidak bisa mengatakan bahwa (negosiasi dengan Aung San Suu Kyi) tidak mungkin," lanjutnya.
Beberapa negara telah mendesak pembukaan dialog antara junta dengan Suu Kyi.
Upaya diplomatik yang dipimpin oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara—di mana Myanmar adalah salah satu anggotanya—sejauh ini gagal menghentikan pertumpahan darah.
Tahun lalu, blok tersebut menyetujui apa yang disebut “konsensus lima poin†yang menyerukan penghentian kekerasan dan dialog konstruktif, tetapi junta sebagian besar mengabaikannya.