Berita

Presiden AS Joe Biden/Net

Dunia

Dianggap Terlalu Tua dan Kinerjanya Buruk, Mayoritas Warga AS Tidak Setuju Biden Maju Lagi di Pilpres 2024

SABTU, 02 JULI 2022 | 12:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tingkat kepopuleran Presiden AS Joe Biden di dalam negeri terus mengalami penurunan. Survei terbaru yang dirilis menunjukkan mayoritas warga negara tidak menginginkan pria berusia 79 tahun itu mencalonkan diri kembali untuk kedua kalinya.

Menurut survei Harvard CAPS–Harris Poll yang dilakukan pada 28-29 Juni di antara 1.308 pemilih Amerika yang terdaftar dan dilaporkan secara eksklusif oleh The Hill, hanya hanya 29 persen warga AS yang menginginkan Biden mencalonkan diri lagi pada tahun 2024, sementara 71 persen lainnya menolak.

Jajak pendapat yang sama menunjukkan peringkat persetujuan keseluruhan untuk presiden Demokrat itu turun menjadi hanya 38 persen.


Dari mereka yang mengatakan Biden tidak boleh mencalonkan diri kembali, 45 persen mengatakan itu karena dia presiden yang buruk. Sekitar sepertiga mengatakan dia terlalu tua, sementara seperempat sisanya mengatakan sudah waktunya untuk perubahan.

“Presiden Biden mungkin ingin mencalonkan diri lagi tetapi para pemilih mengatakan 'tidak' terhadap gagasan masa jabatan kedua, menyokong pekerjaan yang dia lakukan sebagai presiden,” kata Mark Penn, co-direktur survei Harvard CAPS–Harris Poll.

“Hanya 30 persen Demokrat yang akan memilih dia dalam pemilihan pendahuluan presiden dari Partai Demokrat,” tambahnya.

Jajak pendapat menunjukkan angka persetujuan Biden ada di 38 persen secara keseluruhan, semakin buruk dalam hal penanganannya terhadap ekonomi AS (32 persen) dan inflasi (28 persen). Dia mendapat persetujuan 43 persen terkait penciptaan lapangan kerja dan 50 persen untuk penanganan pandemi Covid-19.

Dihadapkan dengan pilihan antara Biden dan Trump, 60 persen responden Harvard CAPS–Harris Poll mengatakan mereka akan mempertimbangkan “kandidat independen moderat” sebagai gantinya. Sentimen itu ditemukan di antara 64 persen Demokrat dan 53 persen dari pemilih Partai Republik yang disurvei.

Pusat Kajian Politik Amerika di Universitas Harvard dan Harris Poll belum mempublikasikan hasil lengkap jajak pendapat tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya