Berita

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian membandingkan penarikan AS dari Afghanistan dengan bantuan gempa Beijing, 1 Juli 2022/Net

Dunia

Kirim Bantuan ke Afghanistan, China Kembali Sindir AS: Jenis Pesawat Sama tapi Misi Berbeda

SABTU, 02 JULI 2022 | 10:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah AS mendapat sindiran keras dari Beijing terkait peristiwa gempa dahsyat di Afghanistan pekan lalu.

Lewat sebuah postingan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, membandingkan jenis pesawat  yang digunakan AS untuk melakukan evakuasi dari Afghanistan, dengan pesawat yang digunakan China untuk mengirimkan bantuan ke wilayah yang dilanda gempa.

Postingan itu juga disertai dengan unggahan foto.


“Pesawat angkut serupa, dengan misi berbeda di Afghanistan,” tulis Zhao dalam cuitannya.

Dia menyertainya dengan tangkapan layar yang diberi judul dalam bahasa Inggris: “Pesawat AS mengevakuasi orang-orang keluar dari Afghanistan yang hancur, sementara pesawat China mengirimkan pasokan bantuan untuk rekonstruksi ke Afghanistan.”

Gambar yang diunggah adalah foto ikonik C-17 Globemaster III AS yang mencoba lepas landas dari Kabul pada Agustus 2021, dikelilingi oleh orang-orang Afghanistan yang putus asa yang mencoba bertahan. Sementara, di bagian bawah adalah foto pesawat transportasi Xian Y-20 China, mengirimkan bantuan pada minggu lalu.

Dua provinsi Afghanistan di perbatasan dengan Pakistan, Khost dan Paktika, dilanda gempa berkekuatan 6,1 22 Juni. Laporan awal menyebutkan korban tewas 700 orang, dengan dua kali lebih banyak yang terluka.

China telah menanggapi gempa Afghanistan dengan mengumumkan bantuan senilai 50 juta yuan (7,5 juta dolar AS). Video dan foto menunjukkan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat menerbangkan beberapa bantuan ke bandara Kabul.

Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mengatakan telah mengirimkan bantuan senilai 55 juta dolar AS, termasuk pasokan darurat, kepada korban gempa Afghanistan. Bantuan harus disalurkan melalui organisasi mitra seperti IOM, karena Washington tidak mengakui pemerintah Taliban.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya