Berita

Deborah Bronnert/Net

Dunia

Sering Dapat Penghinaan dari London, Moskow Panggil Duta Besar Inggris untuk Minta Maaf

JUMAT, 01 JULI 2022 | 15:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Moskow memanggil Duta Besar Inggris pada Kamis (30/6) waktu setempat, sehubungan dengan pernyataan London yang dianggap tidak pantas terhadap Rusia dan pemimpinnya.  

Kementerian Luar Negeri mengungkapkan, pihaknya menyuarakan protes kepada Dubes Inggris di Moskow Deborah Bronnert atas pernyataan "ofensif" dari para pemimpin Inggris, termasuk tentang dugaan ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir.

Moskow menuntut permintaan maaf resmi dari London. Bronnert diberikan memorandum yang menyatakan bahwa "retorika ofensif dari perwakilan otoritas Inggris tidak dapat diterima. Dalam masyarakat yang sopan, merupakan kebiasaan untuk meminta maaf atas pernyataan seperti itu."

Kementerian menegaksan, Moskow sangat keberatan dengan pernyataan Inggris yang berisi 'informasi yang sengaja salah, khususnya tentang dugaan 'ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir'.

Belum ada komentar resmi dari London yang menanggapi pemanggilan tersebut.

Para pemimpin Inggris kerap mengeluarkan pernyataan yang 'tidak layak' tentang Rusia, rakyatnya, dan pemimpinnya.  Dalam sebuah wawancara radio minggu ini Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki "sindrom pria kecil" dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova "seperti komedi'.

Perang Rusia di Ukraina telah merusak hubungannya dengan sebagian besar negara-negara Barat, tetapi perang itu sering kali mencadangkan pedas khusus untuk Inggris, yang telah memposisikan dirinya sebagai pendukung utama Kyiv baik dalam dukungan retoris maupun pasokan senjata.

Pada bulan Februari, Kremlin mengutuk apa yang disebutnya "sama sekali tidak dapat diterima" oleh

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss juga pernah mengeluarkan komentar tidak layak, yang di sebu oleh Kremlin sebagai 'pernyataan yang tidak pantas diterima'.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga sering mengeluarkan pernyataan yang disebut Kremlin sebagai 'mengerikan'.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya