Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Konsep Baru NATO: Rusia adalah Ancaman, China adalah Saingan

KAMIS, 30 JUNI 2022 | 06:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Invasi Rusia ke Ukraina menjadi pokok bahasan dalam KTT NATO di Madrid. Dalam pertemuan puncak pada Rabu (29/6), aliansi telah menyepakati konsep strategis baru, di mana mereka menggambarkan Rusia sebagai ancaman paling signifikan.

"Federasi Rusia adalah ancaman langsung dan paling signifikan terhadap keamanan Sekutu dan perdamaian serta stabilitas di kawasan Euro-Atlantik," kata dokumen itu, seperti dikutip dari Politico.

Rusia berusaha membangun lingkup pengaruh dan kontrol langsung melalui paksaan. "Mereka menggunakan cara konvensional, siber, dan hibrida, untuk melawan kami dan mitra kami," kata dokumen itu.


Rusia juga dituding memodernisasi kekuatan nuklirnya dan memperluas sistem pengiriman berkemampuan ganda yang baru dan sangat mengganggu, sambil menggunakan sinyal nuklir koersif yang bertujuan untuk mengacaukan negara-negara di Timur dan Selatan.

"Kemampuan (Rusia) untuk mengganggu bala bantuan Sekutu dan kebebasan navigasi melintasi Atlantik Utara, merupakan tantangan strategis bagi Aliansi. Pembangunan militer Moskow, termasuk di Baltik, Wilayah Laut Hitam dan Mediterania, bersama dengan integrasi militernya dengan Belarus, menantang keamanan dan kepentingan kami," menurut dokumen itu.

Bila NATO menganggap Rusia tidak lagi sebagai mitra dan bahkan sebagai ancaman, sebaliknya, aliansi itu tidak ingin disebut sebagai ancaman bagi Rusia.

"NATO tidak mencari konfrontasi dan tidak menimbulkan ancaman bagi Federasi Rusia. Kami akan terus menanggapi ancaman dan tindakan permusuhan Rusia dengan cara yang bersatu dan bertanggung jawab," isi dokumen tersebut, menambahkan bahwa mereka akan terus mempertahankan saluran komunikasi dengan Rusia.

Konsep strategis baru itu juga menyoroti hubungan kemitraan yang dalam antara Rusia dan China. NATO percaya, bahwa pendalaman kemitraan antara Rusia dan China telah melanggar nilai dan kepentingan aliansi.

"China berusaha untuk merusak tatanan dunia saat ini dengan mengendalikan logistik dan ekonomi global," kata dokumen itu, menambahkan bahwa aliansi akan terus melawan China.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya