Berita

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno/Net

Politik

Direktur PPI: Lucu Kalau Partai Politik Tidak Usung Ketua Umum jadi Calon Presiden

MINGGU, 26 JUNI 2022 | 02:49 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Ketua Umum partai politik tidak boleh ragu untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu Serentak 2024. Justru, menjadi aneh jika ketua umum kemudian tidak menjadi capres yang diusung parpol.

Begitu dikatakan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat menjadi pembicara dalam talkshow LKI bertajuk Membaca Arah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Studio MPO Cikajang, Jakarta, Jumat (24/6).

"Agak aneh kalau partai itu tidak bisa mengusung ketua umum mereka sebagai capres atau cawapres. Untuk apa berpartai kalau pada akhirnya partai itu hanya sebatas kendaraan bagi orang lain, lucu bagi saya," kata Adi.


Adi menegaskan, dalam berbagai kesempatan dia mendorong agar ketua-ketua partai untuk berani maju menjadi capres dan cawapres. Setidaknya, parpol harus ngotot mengajukan ketuanya sampai muncul kesimpulan bersama koalisi.

"Apapun judulnya Airlangga harga mati harus maju, Pak Suharso harus diusung menjadi kandidat capres di KIB, termasuk Zulhas dari PAN. Persoalan nanti siapa yang akan endingnya diputuskan maju, itu lain hal yang penting jadikan dulu barang," terangnya.

Soal masih rendahnya elektabilitas ketua-ketua partai ini di berbagai survei, bagi Adi, itu tidak perlu menjadi kekhawatiran. Menurutnya, jika perolehan suara-suara partai dikonversi menjadi suara kandidat capres maka potensi dan peluang untuk menang terbuka lebar.

"Karena kalau dilihat dari kalkulasi politiknya, Golkar ini kan 12,8 persen. Kalau suara Pak Airlangga yang dinilai tidak terlampau signifikan di survei dikonversi menjadi suara Golkar kan luar biasa tuh. Suara Golkar yang 12,8 persen menjadi suaranya Airlangga saat ini Airlangga mendapat 12 persen mestinya," jelasnya.

"Kalau suaranya Pak Suharso yang dinilai juga gak signifikan di survei saat ini, kalau kemudian suara PPP 4,8 persen dikonversi menjadi suaranya Pak Suharso kan dapat 4,8 persen. Ditambah suara PAN yang 6,43 persen, kan itu luar biasa," imbuhnya.

"Kalau ditotal antara jumlah suara perolehan Pileg 2019 lalu yang tergabung dalam KIB itu kan plus minus 24 sekian persen," demikian pengajar ilmu politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya