Berita

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken/Net

Dunia

Krisis Pangan Akibat Perang Ukraina Bisa Berlangsung hingga Dua Tahun

JUMAT, 24 JUNI 2022 | 10:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah pejabat Barat memperkirakan tingginya harga pangan yang disebabkan oleh perang di Ukraina akan berlangsung setidaknya selama dua tahun, bahkan jika krisis diselesaikan pada konferensi pangan Berlin yang akan berlangsung Jumat (24/6) waktu setempat.

Politisi senior, termasuk Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, akan tiba di ibu kota Jerman dalam upaya untuk menghindari kekurangan pangan internasional yang disebabkan oleh blokade Rusia terhadap gandum Ukraina.

“Jika besok perang berakhir, kita masih melihat harga tertinggi dalam dua tahun secara global,” kata seorang pejabat barat yabg tidak disebutkan namanya, seperti dikutip dari AP.


Pejabat itu juga mengatakan bahwa saat ini Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedang melakukan pembicaraan untuk membujuk Rusia agar mengizinkan jalur kargo yang aman dari pelabuhan Laut Hitam, di mana 25 juta ton pasokan saat ini tertahan.

“Diskusi sedang dilakukan di semua badan PBB yang relevan dan dengan makanan menjadi senjata perang, organisasi pertanian PBB adalah salah satu forum utama di mana ini terjadi. Ini adalah perang geopolitik yang terjadi di seluruh anggota PBB," katanya.

Konferensi pangan hari Jumat di Berlin akan mempertemukan PBB, G7 dan negara-negara mitra, donor filantropi dan beberapa negara yang paling terkena dampak krisis kelaparan.

"Pembicaraan itu dimaksudkan untuk menyatukan upaya global, dimasukkan ke dalam KTT G7 akhir pekan ini dan menginspirasi badan pembuat keputusan lainnya seperti Uni Eropa dan G20," kata pemerintah Jerman.

AS mengatakan akan menggunakan pembicaraan tersebut untuk memobilisasi sumbangan dan mencari solusi untuk krisis pangan yang timbul dari perang antara dua produsen pertanian utama dunia, Rusia dan Ukraina.

Dikatakannya, masalah perubahan iklim dan rantai pasokan yang telah menghambat ekonomi dunia sejak mulai muncul dari pandemi memperburuk masalah pangan global.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya