Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pasokan Gas Rusia Berkurang, Denmark Keluarkan Peringatan Dini

SELASA, 21 JUNI 2022 | 14:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Berkurangnya pasokan gas dari Rusia mendorong Badan Energi Denmark (DEA) mengeluarkan 'peringatan dini' tingkat pertama.

Pada Senin (20/6) DEA mengatakan situasi saat ini memasuki tahap serius dan menyerukan semua pihak untuk sama-sama memulai sesuatu yang bisa mengatasu kekurangan tersebut.  

Uni Eropa telah menetapkan sistem yang memungkinkan negara-negara anggota untuk menandai kesulitan pasokan energi yang akan datang menggunakan tiga tingkat peringatan, yaitu dimulai dengan "peringatan dini", diikuti oleh "peringatan", lalu "darurat".


Sebuah "peringatan dini" bertindak sebagai sinyal kepada para pemain di pasar gas bahwa pasokan gas mungkin menurun secara serius, memungkinkan industri untuk bersiap menghadapi krisis pasokan yang nyata.

"Ini adalah situasi serius yang kita hadapi, dan semakin memburuk dengan berkurangnya pasokan dari Rusia ke pasar gas Eropa. Itulah sebabnya, bersama dengan negara-negara UE lainnya, kami sekarang mengumumkan peringatan dini untuk menunjukkan ketekunan yang tepat waktu," kata Martin Hansen, wakil direktur DEA, seperti dikutip dari AFP.

DEA mengatakan telah membuat rencana untuk memastikan bahwa konsumen dapat memanaskan rumah mereka selama musim dingin jika terjadi kekurangan gas.

"Rencana tersebut mencakup pelepasan stok darurat dan kemungkinan bagi perusahaan konsumen gas terbesar untuk menghentikan pasokan gas mereka seluruhnya atau sebagian untuk suatu periode," kata DEA.

Penyimpanan gas Denmark saat ini kira-kira. 75 persen terpenuhi, mendekati target UE 80 persen yang dipenuhi pada 1 November 2022.

DEA menyoroti bahwa ketika ladang kondensat gas terbesar di Sektor Laut Utara Denmark, platform Tyra, mulai beroperasi tahun depan, produksi gas alam Denmark dapat meningkat dan Denmark akan menjadi eksportir bersih.

Belanda juga mengumumkan pada Senin akan mencabut pembatasan pembangkit listrik tenaga batu bara, sehari setelah Jerman dan Austria mengambil langkah serupa untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan gas Rusia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya