Berita

Dosen politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun/RMOL

Politik

Pengaruh Oligarki Masih Bisa Diamputasi dengan 3 Cara, Salah Satunya Hapus Presidential Threshold

SELASA, 21 JUNI 2022 | 12:59 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pengaruh oligarki dalam pemilihan umum (pemilu) punya peluang diamputasi. Sehingga para pemimpin yang muncul kelak bisa terlepas dari politik balas budi.

Seperti disampaikan dosen politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun, kuasa oligarki dalam pemilu telah berjalan selama dua kali perhelatan, yakni 2014 dan 2019.

Imbas dari pemilu yang disokong oligarki adalah pemerintahan yang terbentuk kerap mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan rakyat. Hanya mementingkan segelintir orang saja.


Ada dua hal, menurut Ubed, yang bisa dilakukan untuk memutus pengaruh oligarki. Yakni perbaikan sistem pemilu dan sistem politik.

"Sepanjang sistem pemilu dan sistem pendanaan pemilu, termasuk soal presidential threshold masih seperti saat ini, maka tidak akan ada perubahan yang kita harapkan dari Pemilu 2024," jelas Ubed saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (21/6).

"Oligarki akan terus menjadi kendali utama jalanya pemerintahan (jika sistem pemilu masih demikian)," sambungnya.

Pada sistem pemilu dan politik, Ubed memetakan sejumlah persoalan mendasar yang membuat oligarki seolah diberikan ruang untuk mengatur jalannya proses demokrasi di Indonesia. Setidaknya ada 3 hal yang perlu diubah.

"Hapus presidential threshold, partai atau pemilu dibiayai full APBN, dan pemilu dilaksanakan dengan e-voting berbasis blockchain," paparnya.

Maka dari itu, Ubed tidak meyakini figur calon presiden (capres) yang mengemuka di publik, meskipun memiliki integritas, bisa keluar dari sistem politik dan pemilu yang kini sudah sangat kental dipengaruhi para oligarki.

"Jika sistem politik dan sistem pemilunya tidak diubah maka sulit bagi capres untuk berani mengendalikan oligarki," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya