Berita

Presiden Emmanuel Macron/Net

Dunia

Kehilangan Mayoritas di Parlemen, Macron Limbung dan Masih Harus Hadapi Desakan agar Perdana Menteri Mundur

SELASA, 21 JUNI 2022 | 11:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Politik Prancis kembali bergolak saat Presiden Emmanuel Macron dan sekutunya harus berjuang untuk keluar dari kebuntuan politik setelah kehilangan mayoritas parlemen mereka.

Macron akan mengundang semua partai politik yang dapat membentuk kelompok di parlemen baru untuk melakukan pembicaraan pada Selasa dan Rabu (21-22/6).

Hilangnya mayoritas mutlak aliansi Ensemble-nya merupakan kemunduran yang menyakitkan bagi Macron, yang memenangkan masa jabatan kedua, dua bulan lalu.


Pemerintah Prancis telah lama mengandalkan majelis rendah parlemen yang memiliki garis politik yang sama.

Kita harus memikirkan cara baru untuk berfungsi pada tingkat institusional," kata Menteri Urusan Eropa Clement Beaune, sekutu dekat Presiden Prancis, kepada televisi LCI.

Pembicaraan akan berlangsung di Istana Elysee, dengan negosiasi untuk "membangun solusi untuk melayani Prancis". Laporan itu tidak merinci secara pasti pihak mana yang diundang untuk melakukan pembicaraan.

Namun, sekutu potensial Macron yang juga memiliki cukup kursi untuk memberikan mayoritas kepada blok presiden, yaitu aliansi kanan-tengah yang dipimpin oleh Les Republicains, mengatakan dengan syarat anonim bahwa mereka telah menerima undangan itu.

Baik aliansi NUPES sayap kiri maupun partai-partai National Rally (RN) sayap kanan tampaknya bukan sekutu yang masuk akal bagi Macron yang berhaluan tengah.

Macron dijadwalkan bertemu dengan pemimpin RN Marine Le Pen pada Selasa pukul 17:30 waktu Paris.

Olivier Faure dari Partai Sosialis dan Fabien Roussel dari Partai Komunis, keduanya anggota aliansi NUPES, juga akan bertemu dengan Macron. Namun, Melenchon dari France Unbowed (FI), anggota NUPES terbesar, tidak dijadwalkan untuk melakukannya.

Tokoh dari NUPES dan RN telah menyerukan agar Perdana Menteri Elisabeth Borne mengundurkan diri di tengah kebuntuan di parlemen. Mereka memiliki keraguan atas kemampuannya untuk memerintah dengan tegas setelah kubunya kehilangan mayoritas parlemen.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya