Berita

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah/Net

Politik

Terkaan Fahri Hamzah Oligarki Skenariokan 1 Paslon Pilpres 2024, Seolah Mulia Padahal Bajak Konstitusi

SENIN, 20 JUNI 2022 | 13:41 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Skenario jumlah pasangan calon (Paslon) yang akan muncul di perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) 2024, menurut takaran Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, cuma satu, lantaran masih terdapat aturan presidential threshold.

Menurutnya, aturan ambang batas pencalonan presiden yang termaktub dalam Pasal 222 UU 7/2017 tentang Pemilu, membatasi munculnya Capres dan Cawapres yang berasal dari rakyat, mengingat semuanya bisa diatur oleh oligarki lewat Parpol atau gabungan Parpol (pembentukan koalisi).

Berdasarkan pengalaman dua kali Pemilu sebelumnya, mantan Wakil Ketua DPR RI ini melihat tiket Capres hanya bisa diberikan sesuai kehendak oligarki, sehingga hanya menimbulkan dua Paslon yang ujungnya membuat perpecahan di masyarakat.


"Akan diputuskan (oligarki) tiket ini mau dipakai berapa," ujar Fahri dalam sebuah video yang diposting melalui akun Twitter pribadinya, yang dikutip Senin (20/6).

Pada Pilpres 2024 nanti, Fahri melihat adanya kemungkinan skenario 2 Paslon presiden dan wakil presiden dipakai oleh oligarki.

"Kalau ada calon yang siap kalah seperti dua Pemilu terkahir, itu kan ada calon siap kalahnya, maka dipilih dua," imbuhnya menegaskan.

Akan tetapi, apabila oligarki tidak bisa menskenariokan dua Paslon lantaran tidak ada calon yang mengalah, maka akan muncul satu Paslon melawan kotak kosong.

"Kalau nanti (ada calon yang) takut kalah, mungkin akan sesuai usul Pak Muhaimin dan lainnya, hanya satu calon katanya, supaya tidak terjadi perpecahan. Seolah-olah itu mulia, padahal itu adalah pembajakan yang luar biasa dari maksud konstitusi," tuturnya.

Lebih lanjut, Fahri menegaskan bahwa Republik Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, sehingga memerlukan adanya keterbukaan untuk menyaring sosok calon pemimpin untuk ikut bertanding di Pilpres 2024 mendatang.

"Pemimpinnya diadu dong, jangan ditakar-takar nanti maju dua orang ke depan, lalu dibocorkan lah itu pertanyaan kaya cerdas cermatnya anak SMA yang tidak boleh saling serang, sehingga kita tidak tahu isi otaknya," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya