Penulis Chappy Hakim (kedua dari kiri) dan pemilik Susi Air yang mengagas "Indonesia Air Show Pangandaran", Susi Pudjiastuti (ketiga dari kanan)./Ist
KERINDUAN masyarakat pencinta dirgantara sulit untuk dibendung. Mereka merindukan perhelatan Dirgantara sekelas International Air Show diselenggarakan di Indonesia.
Negara yang terletak pada posisi strategis dengan kawasan luas, berpenduduk banyak serta terdiri dari ribuan pulau. Para pencinta dirgantara tidak patah semangat melihat betapa potensi kedirgantaraan yang cukup besar itu masih belum memperoleh respon positif dari para elit negeri.
Industri Penerbangan Indonesia masih belum memperoleh perhatian yang cukup. Dendam yang tidak tertahankan itupun langsung menjelma dalam sebuah perhelatan luar biasa "International Air Show Pangandaran" pada 17 -18 Juni 2022.
Indonesia selayaknya mampu berperan sebagai penyelenggara International Air Show sekelas Paris Air Show di Le Bourget atau Farnborough Air Show di Inggris. Kemampuan yang pernah dilakukan Indonesia pada tahun 1986 dan 1996 di Jakarta.
Para pencinta dirgantara menghimpun diri dengan penuh tekad menyelenggarakan International Air Show di "International Airport" Pangandaran. Beruntung, mereka memperoleh dukungan luar biasa dari Susi Air dan Basarnas. Tanpa publikasi dan banyak omong mereka bekerja keras menyelenggarakan Air Show.
Dengan modal apa adanya pagelaran "International Air Show Pangandaran" berhasil dibuka resmi Jumat 17 Juni 2022. Dihadiri para pencinta dirgantara dari berbagai kalangan , beberapa Duta Besar negara sahabat dan masyarakat setempat Airshow berlangsung meriah.
Tidak kurang dari cukup banyak pesawat-pesawat kecil pada lokasi static show, penerbangan demo pada sesi dinamic show dan bahkan pertunjukan aerobatic digelar di International Airshow Pangandaran yang berjudul Susi Air Jamboree Aviation.
Sebuah perhelatan kedirgantaraan yang sangat menarik, karena dengan bermodal kecintaan pada kedirgantaraan mereka bekerja secara sukarela bergotong royong mewujudkan impian Indonesia Maju di bidang kedirgantaraan. Tidak muluk muluk tapi mereka berhasil mamamerkan potensi yang dimiliki, memamerkan dengan cara apa adanya walau amat sangat sederhana.
Mulai dari keterampilan terbang dengan pesawat sport, memamerkan produksi pesawat buatan sendiri sekaligus menerbangkannya sendiri juga. Sungguh menarik dan luar biasa. Kegiatan positif kelompok anak bangsa yang sangat perduli dalam mencoba tampil sebagai warga bangsa yang besar dan memiliki potensi kedirgantaraan yang maju.
Mereka tidak hanyut oleh isu isu memabokkan seperti upaya 3 periode, minyak goreng, reshufle kabinet dan lain lain. Kelompok anak bangsa pencinta dirgantara yang berorientasi untuk berkarya saja mendorong memajukan bangsa..
Bravo pencinta dirgantara. Bravo Susi Air, Bravo Basarnas.
Penulis adalah mantan KSAU dan pendiri Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI)