Berita

Anggota kabinet baru yang dilantik Rabu (15/6)/Net

Politik

Ubedilah Badrun: Akhirnya Publik Berspekulasi Rencana 3 Periode Memang Direstui

KAMIS, 16 JUNI 2022 | 10:25 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada Rabu (15/6) dinilai lebih kuat unsur transaksi politik dibandingkan untuk kepentingan rakyat. Salah satu indikatornya adalah ada menteri baru yang merupakan pendukung wacana Jokowi tiga periode.

Begitu kata analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun yang menilai bahwa reshuffle kali ini tidak ada gunanya, jika dilihat dari komposisi orang-orang yang ditunjuk sebagai menteri maupun wakil menteri.

Ubedilah mengurai bahwa pasar juga negatif dalam merespon perombakan tersebut. Salah satu indikasinya adalah IHSG yang turun hingga 18,68 poin. Artinya, ada yang diharapkan oleh pasar tapi tidak mampu dijawab baik oleh Jokowi.

“Bahwa pasar sebenarnya berharap hadirnya tokoh yang benar-benar profesional di kabinet, bukan berasal dari politisi. Jadi kesan publik melihat reshufle kali ini kuat transaksi politiknya," ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (16/6).

Publik, sambungnya, juga bertanya-tanya karena seseorang yang dimarahi publik gara-gara mendorong isu tiga periode malah diangkat sebagai menteri. Dia adalah Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas.

"Akhirnya publik berspekulasi berarti rencana tiga periode itu memang direstui Jokowi atau mungkin keinginan Jokowi juga. Jangan-jangan rencana tiga periode akan muncul lagi. Suasana psikopolitik seperti ini yang akan terus menjadi hantu sentimen nagatif pasar dan publik baik publik nasional maupun internasional. Ini bahaya," tegas Ubedilah.

Selain itu, posisi menteri lainnya terkesan tidak sesuai bidangnya. Menteri yang dimaksud adalah, mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang diangkat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Ubedilah yakin, Menteri Hadi akan butuh banyak waktu untuk adaptasi memahami pekerjaan di Kementerian ATR/BPN. Sementara di sisi beriringan, dinamika politik yang terjadi semakin kenceng.

“Artinya, pekerjaan Kementerian ATR/BPN akan tidak efektif. Sementara para wamen yang baru itu juga terang benderang transaksional politiknya, yang sulit mendongkrak sentimen positif publik," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya