Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) harus bekerja ekstra untuk mempertahankan eksistensinya di DPR RI pada Pemilu Serentak 2024.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, berdasarkan survei terbaru yang dia rilis, baik PPP dan PAN tidak mencapai parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen 4 persen.
Tepatnya, PPP hanya mendapatkan elektabilitas 2,7 persen. Sementara PAN, di angka 2 persen.
"Kalau kita lihat dari partai-partai yang kemarin sudah lolos
parlementer threshold, masih menjadi PR bagaimana PPP dengan PAN ini masih harus berkutat dengan angka elektabilitas yang ada dibawah PT," kata Yunarto dalam keterangannya, Rabu (15/6).
Khusus untuk PPP, Yunarto menyoroti tidak adanya pemain utama dalam pemberitaan politik secara aktual hari ini.
"Menurut saya, ini akan sangat penting untuk bisa menjadi booster dari keberadaan partainya. Yang memang dalam isu-isu belakangan dalam media monitoring cenderung tidak menjadi pemain utama dalam pemberitaan politik secara aktual," terangnya.
Pada sisi lain, Yunarto menambhakan, masih ada
swing voters atau pemilih yang belum menentukan sikap dalam survei tersebut yang tercatat sebesar 15,8 persen.
"PPP dengan PAN masih mendapatkan angka di bawah angka
parlementer threshold. Walaupun masih ada angka tidak tahu tidak jawab sebagai potensial
undicided voters," terang Yunarto.
Sementara diantara partai politim yang sudah ada di parlemen saat ini, diprediksi lolos kembali. Tepatnya PDI Perjuangan di posisi pertama dengan capaian 24,1 persen, disusul Gerindra 13,8 persen pada posisi kedua.
Selanjutnya, Partai Golkar yang meraih 11,3 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di angka 8,3 persen.
Berikutnya, Partai Demokrat (7,2 persen), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 7 persen, dan Nasdem dengan 5,3 persen.