Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Jangan Disepelekan, Dosen Unpad Ungkap Faktor Risiko saat Berenang di Sungai

SELASA, 31 MEI 2022 | 11:11 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Berenang di sungai adalah aktivitas alam bebas yang menyenangkan. Namun demikian, ada banyak bahaya mengancam yang mesti diwaspadai kala berenang di sungai.

Dosen dan pengajar renang di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (Unpad), Syawaludin Alisyahbana Harahap mengatakan, berenang di perairan terbuka (opened waters) seperti laut, danau/waduk, sampai sungai memiliki risiko lebih besar dibandingkan berenang di perairan terbatas (confined waters) seperti di kolam.

"Kita mungkin tidak mengetahui banyak informasi tentang situasi dan kondisinya, dan bisa terjadi perubahan kondisi yang tiba-tiba,” kata Syawal seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (31/5).


Ada 2 faktor risiko yang wajib diketahui saat berenang di sungai. Risiko pertama berasal dari faktor alam, seperti adanya arus, kedalaman sungai yang tidak diketahui, kualitas air yang mungkin saja mengandung cemaran, sampai adanya biota (tumbuhan dan hewan) yang berbahaya.

Sedangkan risiko kedua berasal dari kondisi manusianya, seperti tingkat keterampilan renang, daya tahan tubuh/fisik, sampai faktor kewaspadaan.

Salah satu risiko yang kerap terjadi saat berenang di sungai adalah adanya arus yang tiba-tiba deras karena hujan di area hulu yang menyebabkan air sungai menjadi meluap dan bergerak menuju hilir.

Dosen yang mengantongi sertifikat instruktur selam level internasional dari Association of Diving School International (ADSI) itu mengatakan, ketika dihadapkan pada air sungai yang tiba-tiba deras, perenang harus segera naik ke darat dan menjauhi tepi sungai.

“Jika arus sempat menyeret tubuh kita, maka jangan panik berlebihan. Segera bergerak/berenang untuk mencapai tepi dan jangan melawan arus. Setelah mencapai tepi, segera naik ke darat,” paparnya.

Selain itu, apabila memungkinkan, mintalah bantuan kepada orang-orang yang ada di darat dengan cara berteriak dan melambai-lambaikan tangan.

“Karena itu, harus ada pendamping yang selalu mengawasi dan mampu menolong saat dibutuhkan, mematuhi aturan yang diterapkan di lokasi, serta menggunakan alat bantu renang seperti pelampung jika dibutuhkan,” tambah Syawal.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Pernyataan Ferry Irwandi Sangat Tidak Etis dan Berbahaya

Minggu, 07 Desember 2025 | 23:55

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Dinas LH Harus Bertanggung Jawab Buntut Sopir Truk Meninggal Kelelahan

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Taiwan dan Omega Taiyo Bersinergi Perkuat Manufaktur Cerdas Indonesia

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Prabowo Tambah Anggaran Bencana Provinsi Rp20 M dan Kabupaten Rp4 M

Senin, 08 Desember 2025 | 13:57

KPK Ngaku Miliki Kajian soal Dugaan Illegal Logging di Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:56

Menyingkap Sisi Politik di Balik Kenaikan Harga Beras

Senin, 08 Desember 2025 | 13:45

Cek Tanggul

Senin, 08 Desember 2025 | 13:38

PKB Seleksi Calon Ketua DPW Lewat Tes Berlapis

Senin, 08 Desember 2025 | 13:30

100 Musisi Gelar Konser Amal untuk Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:28

KPK Digugat Gegara Bobby Nasution

Senin, 08 Desember 2025 | 13:23

VinFast Gelontorkan Rp8,3 Triliun Bangun Pabrik Baru

Senin, 08 Desember 2025 | 13:22

Selengkapnya