Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

FBI Ringkus Pria Irak atas Tudingan Berkomplot dengan ISIS dalam Rencana Pembunuhan George Bush

RABU, 25 MEI 2022 | 16:02 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pihak berwenang AS mendakwa seorang warga negara Irak yang tinggal di Amerika Serikat karena terlibat dalam skema pembunuhan mantan Presiden George W. Bush.

Departemen Kehakiman AS mengatakan tersangka dituduh berencana membantu anggota kelompok teroris Negara Islam (IS atau ISIS) masuk ke Amerika dan membunuh mantan presiden.

"Satuan tugas terorisme FBI menangkap Shihab Ahmed Shihab Shihab, 52, pada hari Selasa karena "membantu dan bersekongkol untuk membunuh mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush, di antara tuduhan lainnya, " kata Dephan AS, seperti dikutip dari AFP, Rabu (25/5).

Shihab diduga melakukan perjalanan ke Dallas, Texas awal tahun ini untuk mengawasi rumah Bush, dan menerima puluhan ribu dolar pada akhir 2021 untuk membantu menyelundupkan anggota ISIS ke negara itu melalui perbatasan selatan sambil bekerja dengan sumber rahasia FBI.

"Pria itu tiba di AS pada tahun 2020 dengan visa pengunjung yang diperoleh dengan bantuan "kontraktor Irak-Amerika yang korup di kedutaan AS, dan bekerja di sejumlah pekerjaan di sekitar Ohio dan Indiana sejak saat itu," klaim FBI.

Shihab muncul di pengadilan federal pada hari Selasa, dan selain dakwaan terkait dengan percobaan pembunuhan terhadap seorang mantan pejabat AS – yang diancam hukuman hingga 20 tahun penjara – ia juga didakwa karena mencoba membawa seseorang secara ilegal ke AS, ancaman hukumannya 10 tahun penjara.

Pemerintahan Bush membuat sejumlah klaim tentang pemerintah pemimpin Irak Saddam Hussein, termasuk memiliki senjata pemusnah massal yang mengancam Eropa dan diam-diam bersekutu melawan AS dengan Al-Qaeda, kelompok teroris di baliknya. serangan September 2001.

Tuduhan yang salah itu digunakan untuk membenarkan invasi ke Irak pada tahun 2003 kepada publik Amerika.

Pendudukan pimpinan AS oleh pasukan NATO menjerumuskan negara Timur Tengah ke dalam kekacauan, menyebabkan ratusan ribu kematian dan riak ketidakstabilan yang menyebar ke seluruh wilayah.

Negara Islam, kelompok teroris Sunni yang tumbuh dalam kekuasaan pada tahun 2014 dan berusaha untuk menciptakan negara baru di dalam wilayah Irak dan Suriah, dimulai sebagai kelompok militan dalam kekacauan pasca-invasi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya