Berita

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky/Net

Dunia

Memasuki Bulan Keempat Perang Rusia-Ukraina, Dunia Terancam Krisis Pangan Global

SENIN, 23 MEI 2022 | 12:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Memasuki bulan keempat perang Rusia dan Ukraina, dunia diprediksi akan mengalami krisis global setidaknya dalam waktu 10 minggu ke depan.

Sara Menker, CEO firma analisis pertanian Gro Intelligence, mengungkapkan prediksinya kepada Dewan Keamanan PBB.

"Saat ini kita hanya memiliki persediaan konsumsi global selama 10 minggu di seluruh dunia. Kondisi saat ini lebih buruk daripada yang dialami pada 2007 dan 2008," katanya, seperti dikutip dari Insider, Senin (23/5).

Namun demikian, Menker mengatakan bahwa perang Rusia-Ukraina bukanlah penyebab krisis ketahanan pangan tetapi itu telah menambahkan 'bahan bakar ke api yang sudah lama berkobar'.

"Bahkan jika perang akan berakhir besok, masalah ketahanan pangan kita tidak akan hilang dalam waktu dekat tanpa tindakan bersama," katanya.

Pernyataaan Menker seolah menggemakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya.

“Rusia telah memblokir hampir semua pelabuhan dan semua, sehingga untuk berbicara, peluang maritim untuk mengekspor makanan – biji-bijian kami, jelai, bunga matahari dan banyak lagi. Banyak hal,” kata Zelenskyy, Sabtu (21/5).

"Akan ada krisis di dunia. Krisis kedua setelah energi, yang diprovokasi oleh Rusia," katanya.

Zelensky mengatakan bahwa jika Ukraina tidak mendapatkan kembali kendali atas pelabuhan selatan yang diperebutkan, dunia akan menghadapi situasi yang sulit.

Ukraina menghasilkan sejumlah besar pasokan makanan global, termasuk antara 25 persen dan 30 persen dari pasokan biji-bijian dunia bersama dengan Rusia.

Menurut data dari Observatory of Economic Complexity, Ukraina juga menyumbang 9,29 persen dari pasokan jagung dunia.

Rusia saat ini telah memblokade pelabuhan Odesa dan Mariupol dan kedua negara terus memperebutkannya.

Gro Intelligence menggunakan kecerdasan buatan dan data publik dan pribadi untuk memprediksi tren pasokan makanan.

"Tanpa tindakan global yang agresif, kita menghadapi risiko penderitaan manusia dan kerusakan ekonomi yang luar biasa," kata Menker.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya