Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

UEA Siapkan Sistem Perawatan untuk Penyakit Cacar Monyet

SENIN, 23 MEI 2022 | 06:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Munculnya wabah monkeypox atau cacar monyet di sejumlah belahan dunia saat ini, menjadi perhatian Perintah Uni Emirat Arab.

Dalam pernyataannya pada Minggu (22/5), Kementerian Kesehatan dan Pencegahan (MoHAP) mengatakan sistem perawatan kesehatan UEA sudah disiapkan untuk setiap potensi penyebaran penyakit, termasuk cacar monyet.

Kementerian juga sedang menyelidiki dan memantau kasus-kasus yang dicurigai. Namun sejauh ini, tidak mengatakan apakah ada kasus yang telah dikonfirmasi di UEA.


Al-Arabiya melaporkan, kementerian terkait sudah mengeluarkan surat edaran untuk semua pekerja medis di negara itu, meminta mereka untuk melaporkan kasus yang dicurigai kepada pihak berwenang.

Pada Sabtu (21/5), tetangga Arab Saudi itu mengeluarkan pernyataan serupa dari kementerian kesehatannya, membenarkan bahwa Kerajaan telah mengeluarkan pedoman untuk petugas kesehatan dan mengatakan bahwa semua tes yang diperlukan telah disiapkan.

Data terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada lebih dari 80 kasus penyakit virus telah terdeteksi dalam beberapa hari terakhir, dan 50 kasus potensial lainnya sedang dipantau.

Cacar monyet dapat menyebabkan gejala termasuk demam dan nyeri, dan sering disertai dengan ruam yang khas. Hal ini umumnya menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit dan diyakini berasal dari Afrika barat.

Kebanyakan orang pulih sepenuhnya dari cacar monyet dalam dua hingga empat minggu. Penyakit ini memiliki tingkat kematian sekitar satu persen.

Berita kasus cacar monyet telah memicu kekhawatiran akan pandemi setelah Covid-19 menyebabkan gangguan luas pada ekonomi global dan menewaskan jutaan orang.

Namun, cacar monyet jauh lebih tidak menular daripada Covid-19, dan seharusnya lebih mudah dibendung daripada virus SARS-CoV-2 yang ada di udara.

Israel mendeteksi kasus pertamanya pada hari Sabtu, bergabung dengan Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol dan Swedia, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya