Berita

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah/Net

Politik

Fahri Hamzah: Para Pengpeng Tak Paham Makna Luhur Jadi Abdi Negara

JUMAT, 13 MEI 2022 | 14:53 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kinerja para pembantu Presiden Joko Widodo di Kabinet Indonesia Maju dinilai sebagian kalangan tidak lagi profesional. Cenderung sibuk dengan persiapan menuju 2024 daripada membangun warisan terbaik pada akhir masa jabatan.

Dalam pandangan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, kepercayaan yang begitu besar dari Presiden dan kekuasaan yang begitu luas justru dipakai untuk membangun popularitas dan menambah pundi-pundi dengan alasan biaya politik.
 

"Bahkan, tanpa canggung-canggung mereka bangga dengan semuanya, padahal kerja tidak becus! Saya tahu betul bahwa di negara kita aturan rangkap jabatan belum terlalu ketat diatur, tapi mereka yang merasa dirinya sekolah di Barat, harusnya tahu diri bahwa konflik kepentingan sebaiknya mereka hindari,” jelas Fahri lewat keterangannya, Jumat (13/5).

"Pengabdian harus fokus, tidak bisa dicampur-campur dengan agenda pribadi,” tegasnya.

Menurut Fahri, para menteri Jokowi ini merupakan para pedagang yang juga menjadi pejabat. Kemudian sukses meyakinkan presiden bahwa mereka lebih efektif kalau jadi pejabat dibandingkan birokrat atau politisi.

"Boleh saja, dan boleh jadi presiden percaya. Tapi catat omongan saya, ini awal bencana bagi kalian semua. Apalagi oleh sebagian pengamat mereka ini diberi gelar 'Pengpeng' yaitu penguasa-pengusaha atau secara bercanda kita sebut saja mereka itu 'Penguasaha'," beber Fahri.

"Mereka-mereka itu enggak paham makna luhur jadi abdi negara, dicampur-campur sehingga kerja enggak fokus. Parahnya sampai pada tahap bikin kebijakan yang untungkan pribadi," sindirnya.

Oleh karena itu, Fahri Hamzah berharap Presiden Jokowi sadar bahwa kondisi kabinet harus dipulihkan. Mengingat waktu 2,5 tahun menuju 2024 masih panjang untuk fokus mengerjakan berbagai kepentingan umum yang masih banyak terbengkalai.

"Mumpung masih punya waktu lebih dari dua setengah tahun sebaiknya Presiden Jokowi merombak kabinetnya dan melepas para menteri yang ditengarai memiliki ambisi politik, sehingga kegiatan rangkap jabatan bisa dihilangkan. Apalagi krisis Global mengancam keadaan kita sekarang! Semoga presiden menyadari,” demikian Fahri.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya