Berita

Jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh ditembak mati di kepala ketika meliput serangan di Tepi Barat pada 11 Mei 2022/Foto:Al Jazeera

Dunia

Kecam Pembunuhan Jurnalis Al-Jazeera di Tepi Barat, AS: Ini Penghinaan Terhadap Kebebasan Media

KAMIS, 12 MEI 2022 | 07:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kematian jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Akleh saat bertugas meliput serangan militer Israel di sebuah kamp Palestina di Tepi Barat dikecam Pemerintah Amerika Serikat.

Dalam pernyataanya pada Rabu (11/5) Gedung Putih mengecam pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika itu menyebut kejahatan itu sebagai penghinaan terhadap kebebasan media.

Ditanya apakah AS akan melakukan penyelidikan sendiri atas kematian warga negara AS tersebut, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Washington tidak akan melakukannya.


"Israel mampu melakukan penyelidikan menyeluruh dan komprehensif atas pembunuhan Abu Akleh," katanya, seperti dikutip dari AFP, Kamis (12/5).

Abu Akleh (51) ditembak dan dibunuh saat dia meliput serangan militer Israel di sebuah kamp Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Outletnya, AlJazeera, mengatakan Israel sengaja menargetkan dan membunuh Abu Akleh.

Sebelumnya para pejabat Israel menuduh orang-orang bersenjata Palestina berada di balik pembunuhan itu, tetapi kemudian mundur dari pernyataan tersebut dan mengatakan mereka sedang menyelidiki dari mana tembakan itu berasal.

Lewat serangkaia tweetnya Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki ikut berbelasungkawa atas kematian jurnalis tersebut.

"Shireen adalah seorang legenda liputan, diikuti oleh mereka yang peduli dengan wilayah ini dan berduka oleh semua orang yang mengenalnya," kata Pasaki.

"Kami sangat sedih mengetahui pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh, dan cederanya produser Ali Samoudi, hari ini di Tepi Barat," ujarnya.

Psaki juga mengatakan AS menuntut penyelidikan segera dan menyeluruh serta pertanggungjawaban penuh.

Kematian Abu Akleh terjadi hanya sepekan setelah penyelenggaraan Hari Kebebasan Pers Sedunia, di tengah peningkatan nyata dalam tindakan keras terhadap kebebasan berbicara di seluruh dunia.

“Sungguh menyayat hati melihat pembunuhan seorang jurnalis satu minggu kemudian,” kata Psaki.

“Kematian (Abu Akleh) adalah kehilangan yang tragis dan penghinaan terhadap kebebasan media di manapun," demikian Psaki.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya