Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

G7: Kami Bersatu Bersama Ukraina dalam Masa Sulit, Putin Tidak Boleh Memenangkan Perang Ini

SENIN, 09 MEI 2022 | 09:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Invasi Rusia ke Ukraina telah menempatkan ketahanan pangan global di bawah tekanan berat.

Kelompok G7 dalam pernyataannya pada Minggu (8/5) mengatakan, Rusia adalah pihak yang peling bertanggung jawab dan mendesak agar Moskow mengakhiri blokade dan semua aktivitas perang yang menghambat produksi dan ekspor pangan Ukraina.
Jika Rusia gagal memenuhi permintaan tersebut, maka itu sama dengan Rusia menyerang program pangan dunia, kata mereka, seperti dikutip dari Business Standard, Senin.

Perang Rusia di Ukraina menyebabkan gangguan ekonomi global yang berdampak pada keamanan pasokan energi global, penyediaan pupuk dan makanan, dan berfungsinya rantai pasokan global secara umum. Negara-negara berkembang yang paling rentan adalah yang terkena dampak paling parah.

Perang Rusia di Ukraina menyebabkan gangguan ekonomi global yang berdampak pada keamanan pasokan energi global, penyediaan pupuk dan makanan, dan berfungsinya rantai pasokan global secara umum. Negara-negara berkembang yang paling rentan adalah yang terkena dampak paling parah.

"Kami akan meningkatkan upaya untuk membantu Ukraina tetap berproduksi mengingat musim panen dan ekspor berikutnya, termasuk melalui jalur alternatif," tambah pernyataan itu. Menambahkan bahwa G7 bersama negara-negara nitra akan meningkatkan upaya untuk melawan dampak buruk dan berbahaya dari perang tersebut.

Pernyataan itu muncul setelah pertemuan virtual antara para pemimpin G7 dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang bertepatan dengan menandai 77 tahun berakhirnya Perang Dunia II, menyusul penyerahan pasukan Jerman kepada Uni Soviet.

“Kami akan bekerja sama erat dengan mitra dan organisasi internasional di luar G7, dan, dengan tujuan mengubah komitmen politik menjadi tindakan nyata seperti yang direncanakan oleh berbagai inisiatif internasional seperti Misi Ketahanan Pangan dan Pertanian (FARM) dan inisiatif penjangkauan regional utama, termasuk menuju negara-negara Afrika dan Mediterania," tambah pernyataan itu.

Atas dasar apa yang mereka sebut sebagai kejahatan perang, para pemimpin G7 berkomitmen menghukum Rusia dengan berbagai sanksi berat, termasuk menghapus ketergantungan pada energi Rusia dengan meluncurkan sanksi pelarangan impor.

"Kami menegaskan kembali bahwa paket sanksi kami ditargetkan dengan hati-hati agar tidak menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan atau perdagangan produk pertanian. Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk menghindari pembatasan ekspor makanan yang berdampak paling rentan," kata pernyataan itu.

Mereka mengatakan bahwa G7 dan Ukraina bersatu dalam masa sulit ini dan memastikan bahwa Putin tidak boleh memenangkan perangnya melawan Ukraina.

"Kami berhutang budi kepada semua orang yang berjuang untuk kebebasan dalam Perang Dunia Kedua, untuk terus berjuang hari ini, untuk rakyat Ukraina, Eropa dan komunitas global," tambah pernyataan itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya