Berita

Sejumlah petinggi Taliban/Net

Dunia

Perpecahan Taliban Semakin Dalam, Tak Semua Setuju Soal Wajib Burqa di Afghanistan

SENIN, 09 MEI 2022 | 09:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

RMOL. Aturan baru yang diumumkan oleh Taliban dengan mewajibkan perempuan menutupi wajahnya atau hijab tampaknya tidak diterima oleh seluruh anggota kelompok tersebut.

Aturan baru yang mewajibkan perempuan Afghanistan menutup kepala diumumkan oleh pemimpin garis keras Taliban, Hibaitullah Akhunzada dalam sebuah dekrit yang dirilis pada Jumat (6/5).

Itu menjadi pukulan besar bagi hak-hak perempuan di Afghaniatan, yang selama dua dekade terakhir hidup dengan relatif lebih bebas.

Dimuat The Tribune pada Senin (9/5), Taliban sendiri terdiri dari kubu pragmatis dan kubu garis keras.

Akhunzada adalah pemimpin tertutup. Dia menyukai elemen-elemen keras dari Taliban, khususnya ketika kelompok itu memerintah pada 1996-2001.

Seperti pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar, Akhunzada memaksakan merek Islam yang ketat yang mengawinkan agama dengan tradisi suku kuno. Bahkan sering mengaburkan keduanya.

Akhunzada telah mengambil tradisi desa suku di mana anak perempuan sering menikah saat pubertas, dan jarang meninggalkan rumah mereka, dan menyebutnya sebagai tuntutan agama.

Sementara itu, kubu pragmatis berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan bantuan dari komunitas internasional. Mereka telah berjanji untuk membentuk pemerintahan yang infklusif dan menjamin hak-hak perempuan serta anak perempuan.

Hingga saat ini, kelompok garis keras dan pragmatis di Taliban menghindari konfrontasi terbuka.

Namun perpecahan semakin dalam pada Maret lalu. Ketika itu, Akhunzada mengeluarkan keputusan bahwa anak perempuan tidak boleh pergi ke sekolah setelah menyelesaikan kelas enam. Akhunzada menegaskan bahwa membiarkan anak perempuan yang lebih tua kembali ke sekolah melanggar prinsip-prinsip Islam.

Dalam minggu-minggu menjelang awal tahun ajaran, pejabat senior Taliban mengatakan kepada wartawan bahwa semua anak perempuan akan diizinkan kembali ke sekolah.

Seorang tokoh Afghanistan mengungkap, beberapa pejabat tinggi Taliban marah denagn pandangan Akhunzada.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya