Berita

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta/Net

Politik

Anis Matta: Bukan Janji Palsu, Indonesia Butuh Pemimpin Visioner Hadapi Krisis

MINGGU, 08 MEI 2022 | 18:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan bahwa Indonesia saat ini menghadapi lima tantangan besar. Untuk menghadapi tantangan itu dibutuhkan pemimpin yang memiliki terobosan besar.

Anis menuturkan Indonesia butuh pemimpin yang mampu menavigasi kapal di tengah badai krisis sistemik saat ini.

"Sekarang kita sadar, ternyata semua janji-janji Pemilu adalah janji-janji palsu yang sekadar diucapkan. Tapi terasa begitu sulit dijalani, dan semua seperti tidak ada yang relevan dengan situasi sekarang," kata Anis Matta kepada wartawan, Minggu (8/5).

Menurutnya, lima tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini, adalah masalah perubahan iklim, perubahan geopolitik dunia, dan ketiga krisis ekonomi. Selain itu, tidak ada elite  yang memahami kompleksitas krisis dan terakhir soal potensi terjadinya revolusi sosial.

Merespons tantangan itu, Anis berpandangan Indonesia harus mampu menaklukkan gelombang krisis dunia tersebut dengan memilih pemimpin yang visioner bukan malah menebar janji manis semata semasa kampanye.

"Kenapa Indonesia harus menjadi kekuatan 5 besar dunia. Karena untuk memimpin negara sebesar Indonesia diperlukan pemikiran baru, dan wawasan baru, bukan janji-janji palsu,” tegasnya.

Akibat janji-janji palsu Pemilu itu, kata Anis Matta, banyak program pembangunan yang tidak bisa dilaksanakan. Dampaknya, pemerintah seperti menghadapi kebingungan untuk mencari solusi keluar dari krisis.

Menurut Anis Matta, masyarakat akan makin tidak percaya pada para elite dan pemimpin pemerintahan saat ini.  Akibatnya, krisis ekonomi akan masuk menuju ke tahapan revolusi sosial

"Karena itu, demo yang kita saksikan di awal Ramadhan kemarin, akan terus terjadi di hari-hari akan datang,” katanya.

Dia mengaku sudah mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal krisis sistemik ini. Ia meminta Jokowi perlu memilih dan menata ulang agenda-agenda prioritasnya.

"Krisis sistemik itu mirip orang tua yang penyakitnya sudah terlalu banyak, ada gula, ada kolesterol, ada tensi. Dikasih obat, ini sembuh, muncul penyakit yang lain, ada saja kontradiksinya. Makanya, kita harus berpikir terbalik, karena krisis pada dasarnya sebagai peluang,” demikian Anis.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya