Berita

Wakil Perdana Menteri Ukraina untuk Integrasi Eropa dan Euro-Atlantik, Olga Stefanishyna/Net

Dunia

Olga Stefanishyna: Keraguan NATO Memasukkan Ukraina Jadi Penyebab Pecahnya Konflik dengan Rusia

RABU, 04 MEI 2022 | 09:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Belum masuknya Ukraina sebagai anggota NATO hingga saat ini tidak menyurutkan niat negara itu untuk tetap masuk ke blok yang dipimpin AS tersebut.

Selama wawancara dengan El Pais pada Selasa (3/5), Wakil Perdana Menteri Ukraina untuk Integrasi Eropa dan Euro-Atlantik, Olga Stefanishyna, mengungkapkan tekad negaranya tersebut.

Dalam pernyataannya, Stefanishyna mengklaim keraguan NATO untuk mengakui Ukraina, yang menerima undangan dari organisasi tersebut pada tahun 2008, menyebabkan konflik militer saat ini dengan Moskow.


“Swedia dan Finlandia akan menjadi anggota NATO sesegera mungkin. Tetapi saya dapat memberi tahu Anda dengan pasti bahwa jika negara-negara ini menunggu 15 tahun lagi untuk keputusan keanggotaan mereka, mereka juga akan berada dalam keadaan perang, ”kata wakil PM, merujuk pada keputusan baru-baru ini oleh pemerintah Swedia dan Finlandia untuk mempertimbangkan kembali sikap lama mereka. kebijakan non-blok di tengah tindakan Rusia di Ukraina.

“Kami mendengar pesan terus-menerus bahwa [NATO] tidak ingin membuat marah Rusia ketika ada perang di negara saya, dan ribuan warga sipil telah terbunuh. Itu membuat sebagian besar masyarakat frustrasi,” kata Stefanishyna.

Dia menambahkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki "hak untuk kritis" atas pesan-pesan yang membuat frustrasi dari para pemimpin NATO.

Moskow, yang telah lama memandang ekspansi NATO ke arah timur sebagai ancaman langsung terhadap kepentingan keamanannya, menyebut kemungkinan aksesi Ukraina sebagai salah satu alasan utama keputusannya untuk meluncurkan serangan militer pada Februari lalu. .

Dalam percakapan yang luas, Stefanishyna mengungkapkan bahwa Kiev akan menyerahkan bagian kedua dari kuesioner tentang aplikasi keanggotaan Uni Eropa minggu ini.

Dia juga meminta negara-negara Barat untuk memprioritaskan keputusan 'strategis' daripada keputusan 'taktis' dengan menjatuhkan sanksi seberat mungkin terhadap Moskow.

“Setiap kali kami mendengar pernyataan dari para pemimpin Eropa tentang membuat keputusan untuk membayar [Rusia] dalam rubel atau tidak siap untuk menolak gas mereka, kami memperlakukannya sebagai kerugian taktis,” katanya, mengklaim bahwa konsesi semacam itu berarti negara-negara ini tidak secara strategis dapat menyebut Rusia agresor atau mengakui bahwa kejahatan yang tak terbayangkan sedang terjadi di Ukraina.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya