HARI ini, Minggu 1 Mei 2022, saudara-saudara kita yang berprofesi sebagai buruh, kembali memperingati Hari Buruh atau May Day. Hari bersejarah yang banyak memberikan nilai-nilai kehidupan bagi perjalanan dan perkembangan masa depan bangsa di republik ini.
Perayaan Hari Buruh tahun ini tentunya sangat spesial, mengingat May Day jatuh pada Bulan Ramadhan dan tepat 1 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Subhannallah.
Dari berbagai informasi yang saya dengar, salah satu kegiatan peringatan May Day hari ini adalah aksi penyampaian pendapat di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dimana ada 3 isu besar yakni Pemilu yang jujur dan adil (jurdil), menolak politik uang dalam Pemilu, serta kepastian pemilu digelar pada 14 Februari 2024, yang akan di suarakan oleh saudara-saudara kita ini.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memandang ketiga isu tersebut, sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai pemberantasan korupsi yang menjadi tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) KPK, sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia.
Kunci untuk mewujudkan Pemilu jurdil, bebas dari pengaruh politik uang dalam pesta demokrasi 14 Februari 2024, adalah integritas yang seyogianya selalu dijaga dan senantiasa diteguhkan dalam diri setiap anak bangsa di negeri ini.
Rasanya sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya Pemilu sebagai pesta demokrasi terbesar di republik ini, membutuhkan biaya yang sangat besar mulai dari proses pencalonan, hingga saat pencoblosan surat suara.
Bukan lagi menjadi hal tabu apabila dalam perhelatan akbar 5 tahunan di negeri, banyak "sponsor" yang menggelontorkan uang dengan jumlah tidak sedikit, untuk memenangkan kontestan tertentu yang tentunya akan mereka tagih dikemudian hari.
Bak jamur di musim hujan, sponsor-sponsor yang menjadi "bohir" partai politik maupun para kontestan Pemilu, mulai bermunculan bahkan dicari karena biaya politik untuk mengikuti konstelasi Pemilu di republik ini amat teramat besar.
Tidak sedikit kepala daerah hingga anggota parlemen yang terjebak dalam utang biaya pesta demokrasi yang dibayarkan awal oleh para pengusaha, sehingga menjadi beban yang harus dilunasi dengan angka lebih besar, usai mereka terpilih.
Akibatnya, banyak kepala daerah atau anggota legislatif berikut pengusaha yang diduga menjadi sponsornya, kami ciduk setelah tertangkap tangan kongkalikong mengutak-atik dana APBN, APBN-P atau APBD.
Kita sepatutnya bersyukur dan mengapresiasi kaum buruh di republik ini, yang mengambil isu pencegahan korupsi dalam perhelatan Pemilu sebagai tema besar perayaan May Day 2022.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada saudara-saudara kami, 131,05 juta buruh, yang senantiasa mengingatkan, menyuarakan sekaligus turut andil serta berperan aktif, dalam segenap daya-upaya KPK memberantas korupsi di NKRI.
Dalam kesempatan ini, saya ingin berbagi kisah nyata kehidupan saya sebagai buruh, yang tidak dapat dipungkiri telah membentuk sosok dan kepribadian saya saat ini.
Apa yang dirasakan saudara-saudara saya para buruh, mulai dari beratnya pekerjaan yang terkadang tidak sebanding dengan upah, hingga ke khawatiran akan masa depan, juga Firli Bahuri alami semasa menjadi buruh.
Semasa sekolah, saya bekerja mencuci pakaian dan mobil, membersihkan rumah termasuk WC dalam tupoksi saya sebagai seorang buruh serabutan pada sebuah keluarga.
Majikan saya kala itu memiliki 7 orang anak, sehingga tidak dapat dibayangkan helai demi helai pakaian yang harus saya cuci dan setrika dengan rapi, mobil-mobil yang wajib kinclong sebelum digunakan, dan setiap sudut rumah yang mesti di bersihkan.
Bangun jam 4 pagi lalu mencuci beberapa mobil sebelum saya tinggal Sholat Subuh, kemudian lanjut mencuci pakaian lalu menyapu dan mengepel setiap ujung rumah lalu meminta izin pergi kesekolah, adalah rutinitas yang wajib saya kerjakan sebagai pembantu kala itu.
Pulang sekolah, saya berjualan spidol yang saya beli dari Pasar Cinde lalu saya jual di Taman Ria Palembang. Terkadang, saya menjadi buruh lepas sebagai tukang cuci mobil disebuah bengkel atau tempat cuci mobil.
Setiba dirumah majikan, pakaian yang saya cuci telah menunggu untuk di setrika dan rumah yang kotor dan berantakan sudah menanti untuk dibersihkan. Sekitar jam 11 malam saya baru dapat tidur dan syukurnya tidur terasa sangat nikmat akibat penat bekerja seharian.
Sama halnya dengan saudara-saudara saya sesama buruh, kami bekerja banting tulang untuk menghidupi diri dan keluarga, dengan kata lain sebagai penyambung kehidupan generasi penerus bangsa.
Jika dipandang dalam konteks bernegara, kerja keras yang dilakukan kaum buruh sejatinya memiliki peran dan andil yang teramat besar bagi pergerakan dan pertumbuham ekonomi negara, khususnya dimasa-masa sulit seperti kondisi pandemi Covid-19.
Dari tangan-tangan buruh inilah, sektor-sektor industri dan investasi pengusaha dalam hingga luar negeri, dapat terus berputar sehingga mampu bertahan serta menopang sendi-sendi perekonomian bangsa dan negara ditengah pandemi.
Buruh menjadi salah satu pilar kokoh yang terbukti mampu menopang ketahanan sekaligus mengakselerasi kebangkitan ekonomi Indonesia dari sektor industrial, disaat banyak industri di negara-negara dunia hancur dimasa pandemi.
Tidak berlebihan jika saya katakan Buruh Indonesia sebagai Pahlawan Ekonomi dan Pendapatan Negara.
Yakinlah saudara-saudaraku, tidak ada tempat yang nyaman dan tiada kata maaf bagi siapapun yang berani korupsi uang negara, uang yang berasal dari pajak yang disetorkan oleh para buruh dan rakyat Indonesia lainnya, untuk kepentingan bangsa-negara.
Selamat merayakan Hari Buruh untuk saudara-saudara saya para pekerja dan buruh di seluruh Indonesia, tetap semangat, jangan patah arah dan semoga segala lelah dan kerja keras kalian dapat berbuah manis bagi keluarga serta menjadi sumbangsih nyata bagi perjalanan bangsa dan negara kita.
Dengan semangat antikorupsi, mari kita peringati May Day dengan terus memberikan kontribusi nyata bagi segenap daya upaya pemberantasan korupsi di republik ini, agar kesejahteraan umum dalam kehidupan bangsa yang cerdas dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote dapat benar-benar terwujud apabila korupsi sirna dari NKRI.