Berita

Pengamat politik Rocky Gerung/Net

Politik

Rocky Gerung: Menekan Oligarki Tapi Membebani Petani Sawit Itu Ngaco

JUMAT, 29 APRIL 2022 | 12:37 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang total ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng dinilai sebatas pertunjukan sebuah kegugupan dari seorang pemimpin.

Bagaimana tidak, di satu sisi presiden menggembar-gemborkan cadangan minyak dalam negeri, tetapi di sisi lain petani sawit terdampak akibat kebijakan tersebut.

Begitu kata pengamat politik Rocky Gerung dalam wawancara eksklusif bersama Hersubeno Arief di kanal YouTube FNN, dikutip Jumat (29/4).


"Presiden Jokowi menunjukkan kegugupan. Jokowi punya pikiran lain, presiden punya pikiran lain. Terjadi kecemasan dalam mengambil keputusan," kata Rocky yang seolang menggambarkan ada dua sosok dalam diri Presiden Jokowi, yaitu Jokowi sebagai presiden dan Jokowi sebagai pribadi lain.

Menurut Rocky, sebagai seorang kepala pemerintahan, Jokowi sudah seharusnya tegas kepada pengusaha eksportir minyak sawit dan membaca soal kelangkaan minyak goreng beberapa bulan terakhir. Dengan begitu dia bisa segera melakukan antisipasi.

"Karena sebetulnya ekonomi kan dengan mudah terpenuhi oleh eksportir itu asal ada keketatan di dalam peraturan tuh, dan yang terjadi akhirnya presiden mengintervensi pasar," katanya.

Intervensi pasar ala Jokowi, kata Rocky, justru menunjukkan betapa kekuasaan tidak berdaya dan mengalami kebuntuan dalam menentukan sikap. Menurut dia, itu adalah cara-cara yang gagap menyikapi persoalan kelangkaan minyak goreng ini.

Sebab, di balik kebijakan petani sawit meronta lantaran sawit mereka kini dihargai murah.

"Nah paling buruk kalau kekuasaan tidak punya cara lagi lalu mengintervensi pasar, karena banyak cara yang bisa dilakukan," sesalnya.

"Nah yang dipamerkan kemarin itu adalah kekuasaan yang agak palsu, hitung-hitungannya tidak masuk akal. Walaupun masyarakat sipil menganggap wah ini presiden berhasil menekan oligarki, tapi bukan itu masalahnya, menekan oligarki dengan membebani petani itu juga ngaco kan?" pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya