Berita

Ekonom senior Prof Dr Moh Arsjad Anwar/Net

Publika

Mengingat Para Ekonom Senior Pergi: In Memoriam Prof Arsjad Anwar

OLEH: DIDIK J RACHBINI*
RABU, 27 APRIL 2022 | 08:36 WIB

Hampir tiga dekade yang lalu, tepatnya pada tahun 1994, Dr. Syahrir melakukan riset/studi kecil tentang Pakar Ekonomi yang mempengaruhi  kebijakan ekonomi melalui media massa pada tahun 1990-an.

Studi kecil ini penting pada dekade 1990-an tersebut karena ekonomi memang menjadi panglima dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi rata-rata mencapai 7 persen, suatu tingkat pertumbuhan yang tidak pernah dicapai pada saat ini.

Berita ekonomi adalah berita sehari-hari yang dominan dan menonjol karena masyarakat tengah menyongsong Indonesia bangkit menjadi negara industri.


Studi ini dilakukan dengan metode “Content Analysis” dengan cara menggali ddan menilai isi media nasional untuk mengetahui siapa ekonom-ekonom nasional yang rajin berbicara di publik tentang kebijakan ekonomi.

Media yang dikaji pada waktu itu adalah: Kompas, Bisnis Indonesia, Harian Ekonomi Neraca, Republika Media Indonesia, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Surabaya Pos, Suara Karya, Harian Terbit, dan lain-lain.

Selain itu ada pula berita mingguan atau bulanan, yaitu Tempo, Warta Ekonomi, Editor, Prospek, Sinar, Swa, Eksekutif, Infobank dan Business News.

Dari metode cotent analysis ini ditemukan ada 26 ekonom nasional, yang memengaruhi kebijakan publik melalui banyak pemikiran dan pandangan-pandangannya melalui media massa (baik menulis maupun dikutip), termasuk yang menonjol adalah Prof Arsjad Anwar, yang memang berasal dari kampus terbaik, Universitas Indonesia.

Sebagian besar 26 ekonomi dekade 1990-an tersebut sudah wafat sebelum Prof Arsjad Anwar, di antaranya: Hadi Soesastro, Pande Radja Silalahi, Soeharsono Sagir, Christianto Wibisono, Sadli, Soemitro Djojohadikusumo, Sarbini Sumawinata, Rijanto, Suhadi Mangkusuwondo, Dawan Rahardjo, Nurimansjah Hasibuan, Thee Kian Wie, Frans Seda, Hartojo Wignyowiyoto.

Yang lain di antara 26 ekonom lama tersebut masih aktif dan terus berkiprah sampai saat ini, seperti: Marie Pangestu, Rizal Ramli, Djsman Simandjuntak, Iwan Jaya Azis, Sri-Edi Swasono, Didik Rachbini, Anwar Nasoetion, Dorodjatun, Bintang Panungkas, Laksamana Sukardi.

Prof Arsjad sejatinya telah berkiprah selain sebagai pengajar dan peneliti, juga sangat aktif membentuk pandangan-pandangan publik tentang pentingnya ekonomi dan kebiakan ekonomi pada dekade 1990-an bersama 26 ekonom senior lainnya.

Saya tidak pernah berinteraksi langsung dengan Prof Anwar, tetapi lebih kenal pikiran-pikirananya dari tulisan dan kutipan di media massa dan sesekali seminar. Namun saya dengar dedikasinya dalam bidang akademik tak pernah berhenti, dan terus aktif mengajar sampai dekade dekade 2010-an.

Jauh sebelumnya, pada dekade 1980-an, Prof Arsjad memimpin lembaga riset CPIS (Center for Policy and Implementation Studies) di mana banyak ekonom rekan-rekan saya pernah bergabung di dalamnya, seperti Dr Fadhil Hasan, M Nawir Messi, Rizal Ramli, dll.

Ini menunjukkan pengabdiannya yang sangat panjang terhadap dunia akademik dan riset.

Dari sahabat saya pendiri Indef, Fasial Basri, Prof Arsjad dikenal sebagai data berjalan. Sangat kenal detail data-data ekonomi dan cermat menelisik denga tekun sehingga menjadi sumber yang sahih bagi wartawan untuk menulis berita tentang ekonomi.

Tidak mudah mencari penggantinya di tengah duskursus publik yang instan di jaman medsos sekarang ini.

Selamat jalan, ekonom senior, semoga selalu dalam rahman dan rahim-Nya di alam baka.

*Penulis Adalah Ekonom Senior Indef

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya