Petani sawit di Lampung Utara./RMOLLampung
Kebijakan Presiden Joko Widodo menghentikan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng mulai Kamis (28/4) mendatang, telah berdampak pada harga jual sawit. Petani menjerit harga buah sawit yang anjlok hampir sepertiga.
Di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, dalam pekan ini saja, harga jual buah sawit di tingkat petani turun drastis dari sebelumnya Rp 3.400 per kg menjadi 2.100 per kg.
"Pekan sebelumnya petani menjual buah kelapa sawit Rp 3.400 per kg, sedangkan pekan ini turun di bawah Rp 2.100 per kg. Kabarnya, besok hari terakhir pabrik buka, akan tetapi harga turun lagi Rp500," aku Adit, seorang petani sawit yang ditemui
Kantor Berita RMOLLampung, Senin (25/4).
Dikatakan Adit, bahkan ada pabrik yang membeli buah kelapa sawit petani di bawah harga tersebut.
"Saya selalu didesak para petani lainnya untuk ikut berperan dalam menyuarakan harga kelapa sawit. Namun, itu tidak mungkin bisa dilakukan sendiri karena kebijakan (harga) ada pada pemilik pabrik dan pemerintah, bahkan ada pabrik yang nakal menerima dari petani dibawah dari harga itu," ujar Adit.
Anjloknya harga kelapa sawit juga disuarakan Ijal, petani dari Muara Sungkai, Lampung Utara. Ia mengeluh, kondisi ini terjadi justru menjelang lebaran.
"Sudah dua minggu ini mas turun. Di lapak Rp 1800 (per kg) dan di pabrik Rp 2500 (per kg), mana mau sambut lebaran lagi,†keluh dia kepada
Kantor Berita RMOLLampung.
Ijal mengaku bingung dengan kabar yang simpang siur. Harga jual kelapa sawit di tingkat petani tidak merata. Sedangkan, kualitas buah kelapa sawit petani rata-rata relatif cukup bagus.
Dikatakan Ijal, selama ini petani sawit di daerahnya menjual kepada PT Anak Tuha Sawit Mandiri yang berlokasi di Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah. Ada dari pihak perusahaan yang datang membeli sawit petani.
“Entahlah, kabarnya pabrik mau tutup," ujar Ijal.