Berita

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin/Net

Dunia

Beijing: Australia dan AS Sebarkan Berita Palsu Soal Pangkalan Militer China di Solomon

SELASA, 26 APRIL 2022 | 06:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tudingan Australia dan Amerika Serikat bahwa China akan mendirikan pangkalan militer di Kepulauan Solomon mendapat tanggapan keras dari Beijing.

Lewat sebuah pernyataan pada Senin (25/4), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai berita palsu.

"Apa yang disebut pangkalan militer China di Kepulauan Solomon benar-benar berita palsu yang dibuat oleh beberapa orang dengan motif tersembunyi," kata Wang, seperti dikutip dari Xinhua.


Diplomat itu juga menunjukkan bahwa kerja sama antara kedua negara didasarkan pada prinsip-prinsip saling kesetaraan, saling menguntungkan, dan hasil yang saling menguntungkan.

Wang juga menyerukan kemunafikan Washington, dengan mengatakan bahwa AS termasuk di antara suara-suara paling keras yang mengungkapkan keprihatinan atas dugaan rencana China untuk mendirikan pangkalan di Oseania, sementara dirinya sendiri memiliki hampir 800 pangkalan militer di lebih dari 80 negara.

"Kepulauan Solomon adalah negara berdaulat yang merdeka, bukan 'halaman belakang' Amerika Serikat dan Australia," kata Wang.

Selasa lalu, China mengumumkan bahwa Penasihat Negara Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Kepulauan Solomon Jeremiah Manele telah menandatangani pakta keamanan antara kedua negara.

AS dengan cepat menyatakan keprihatinan. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengklaim bahwa penandatanganan tersebut mengikuti pola penawaran China yang samar-samar, kesepakatan yang tidak jelas dengan sedikit konsultasi regional dalam perikanan, pengelolaan sumber daya, bantuan pembangunan dan sekarang praktik keamanan.

Beberapa hari kemudian, Gedung Putih mengungkapkan bahwa delegasi Amerika ke Kepulauan Solomon telah memperingatkan para pemimpin negara bahwa AS akan menanggapi jika instalasi militer China muncul di negara itu.

Canberra juga telah menjelaskan bahwa pangkalan militer semacam itu, yang berjarak sekitar 2.000 km (1.200 mil) dari pantai Australia, akan mewakili “garis merah" mereka.

Sementara itu, Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare bersikeras bahwa kesepakatan itu diperlukan untuk meningkatkan keamanan dan dipandu oleh kepentingan nasional. Dia menyatakan pekan lalu bahwa perjanjian itu tidak mengizinkan China untuk mendirikan pangkalan militer di pulau-pulau itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya