Berita

Kaisar Hirohito/Net

Dunia

Ukraina Samakan Kaisar Hirohito dengan Hitler dan Mussolini, Warga Jepang Geram

SENIN, 25 APRIL 2022 | 11:53 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ukraina terancam kehilangan simpati dan dukungan dari Jepang di tengah perang dengan Rusia. Itu lantaran Ukraina membuat kesalahan fatal, dengan menyandingkan foto Kaisar Hirohito dengan dua diktator Eropa, Adolf Hitler dan Benito Mussolini.

Pada akhir pekan lalu, sebuah akun Twitter resmi pemerintah Ukraina mengunggah video terkait kekalahan fasisme di dunia. Di dalamnya terdapat foto Hitler, Mussolini, dan Hirohito.

Seketika, unggahan video tersebut menyebar luas di publik Jepang, memicu protes dari warganet hingga para politisi.

Tidak lama kemudian, akun Twitter Ukraina mengeluarkan permintaan maaf dan mengunggah kembali versi video yang diedit tanpa foto Hirohito.

"Permintaan maaf kami yang tulus kepada Jepang karena membuat kesalahan ini. Kami tidak punya niat untuk menyinggung orang-orang Jepang yang ramah," cuit akun tersebut.

Namun menurut Bloomberg, kesalahan fatal tersebut membuat beberapa politisi konservatif Jepang mendorong pemerintah untuk menarik dukungan pada Ukraina.

Kepala panel kebijakan luar negeri Partai Demokrat Liberal, Masahisa Sato pada Minggu (24/4) mengatakan telah mendesak Kementerian Luar Negeri untuk memprotes pemerintah Ukraina.

Jepang sendiri salah satu negara yang vokal menentang invasi Rusia ke Ukraina. Tokyo bergabung dengan Washington untuk memberlakukan sanksi terhadap rezim Presiden Rusia Vladimir Putin.

Jepang bahkan memberlakukan kebijakan tidak biasa dengan membuka pintu bagi beberapa ratus pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari perang.

Aksi protes juga muncul dari publik Jepang. Beberapa pengguna Twitter menyebut telah kehilangan rasa simpati terhadap Ukraina.

Awalnya, publik Jepang telah mendukung untuk menghukum Kremlin atas invasi ke Ukraina.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh surat kabar Nikkei pada 22 hingga 24 April menemukan 42 persen responden mengatakan sanksi Jepang terhadap Rusia harus dibuat lebih keras, sementara 44 persen mengatakan sanksi saat ini sesuai. Lebih dari 62 persen responden mengatakan mereka menyetujui penanganan perang secara keseluruhan oleh pemerintah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya