Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova/Net
Tidak mungkin perdamaian bisa segera diwujudkan jika salah satu pihak mengabaikan proses negosiasi yang sebelumnya telah disepakati.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengungkapkan bahwa situasi itulah yang terjadi pada proses negosiasi Rusia-Ukraina saat ini.
Dalam pengarahan pada Rabu (20/4) waktu setempat, Zakharova memaparkan bahwa Moskow telah menyerahkan rancangan perjanjian penyelesaian ke Ukraina pada pekan lalu. Sayangnya, sampai saat ini belum ada tanggapan dari Kiev.
“Satu set proposal baru, diserahkan kepada perwakilan Kiev, yang terlibat dalam proses negosiasi. Saya hanya ingin mengungkapkan tanggal ketika proposal itu diserahkan, yaitu 15 April, hari Jumat. Sampai hari ini belum ada tanggapan," katanya, seperti dikutip dari
TASS. Negosiasi damai Ukraina-Rusia telah diupayakan beberapa kali. Namun, belum ada hasil yang didapat. setelah diadakan di Belarusia, negosiasi kemudian dilakukan di Turki pada Kamis (10/3) lalu, tetapi gagal menghasilkan konsesi apa pun sehingga perang kedua negara terus berlanjut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada pertengahan Maret lalu mengomentari negosiasi yang gagal tersebut, dengan mengatakan bahwa Ukraina selalu mengubah posisinya dalam negosiasi. Sikap itu ia yakini didorong oleh Amerika Serikat (AS).
"Pemimpin Ukraina mengajukan negosiasi, kami setuju dan Presiden (Putin) segera memberi perintah agar negosiasi berjalan. Negosiasi pun dimulai tapi ternyata berjalan sulit," kata Lavrov dalam video yang ditayangkan Euronews di Twitter, Rabu (23/3).
"Sebab pihak Ukraina walaupun selama perundingan terlihat memahami apa yang harus disepakati, terus-menerus mengubah posisinya, menolak proposal mereka sendiri, sulit untuk tidak mendapatkan kesan mereka sedang ditahan oleh rekan Amerika mereka," kata Lavrov ketika itu.
Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyalahkan pihak Rusia yang berbelat belit dalam proses negosiasi. Ia mengatakan dia tidak mendapatkan janji dari Lavrov untuk menghentikan serangan Rusia.
Zakharova sekali lagi menekankan bahwa seharusnya Kiev bisa lebih berkomitmen agar tujuan perdamaian bisa dicapai.
"Ini akan memberi Anda gambaran tentang bagaimana tim negosiasi rezim Kiev berperilaku. Bagaimana pandangan proses negosiasi pada prinsipnya, dan apakah mungkin untuk mempercayai mereka atau tidak ketika mereka berbicara tentang keinginan mereka untuk mengadakan negosiasi," kata Zakharova.
Dari semua perjalanan negosiasi, bisa terlihat bahwa tidak ada kepercayaan dalam kata-kata tim Ukraina, menurut Zakharova.
"Banyak hal, yang sudah dikatakannya di ruang publik maupun di meja negosiasi, bisa berubah dalam waktu satu jam atau bahkan 15 menit," keluhnya. Menambahkan bahwa Kiev mampu mengabaikan perjanjian yang bahkan sudah tertera di atas kertas.