Berita

Pawai Paskah di Bern, Swiss, pada Senin 18 April 2022/Net

Dunia

Krisis Ukraina Jadi Topik Utama di Antara Pawai Paskah Sepanjang Sungai Aare Swiss

SELASA, 19 APRIL 2022 | 14:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tepi Sungai Aare, Swiss, nampak semarak pada Senin (18/4) waktu setempat. Bendera warna-warni terlihat di seluruh ruas jalan yang dibawa oleh sekitar 1.000 orang.  

Mereka membentuk iring-iringan, berjalan di sepanjang sunga dan berakhir di alun-alun di depan Katedral Munster. Di sana, telah bergabung sekitar 40 organisasi yang terdiri dari kalangan sayap kiri dan juga dari gereja. Beberapa orang yang nampaknya juru bicara kelompok, terlihat memandu anggotanya.

Ini adalah tradisi pawai Paskah di Bern. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pawai Paskah kali ini diisi dengan topik tentang krisis Ukraina.


Pawai itu terlihat damai, seperti pawai-pawai Paskah sebelumnya di negaar itu. Ribuan orang yang berkumpul dengan beberapa plakat terlihat tenang. Meski demikian, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Pawai Paskah tahun ini mereka mencoba berdiskusi tentang Ukraina.

Yang paling kontroversi adalah isu soal pengiriman senjata oleh Barat ke negara yang dilanda perang itu. Para pejabat Swiss kebanyakan memfokuskan diskusi ke soal: “Swiss harus berhenti membiayai perang Putin.”

Pawai Paskah di Swiss telah berlangsung sejak 1960-an. Selama bertahun-tahun, pawai tersebut membawa isu soal penolakan persenjataan nuklir di bawah moto "Ciptakan perdamaian tanpa senjata".

Tradisi tersebut sempat vakum sebelum akhir Perang Dingin, lalu bangkit kembali pada 2003, setelah invasi AS ke Irak. Sejak itu, beberapa ratus orang telah mengambil bagian dalam pawai dari Aare ke Kota Tua setiap tahun.

Pawai 2022 di Bern adalah yang pertama sejak 2019; dua yang terakhir dibatalkan karena pandemi.

Moto pawai tahun ini adalah “Lindungi iklim, bangun perdamaian”, diputuskan sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Penyelenggara kemudian memutuskan untuk memusatkan perhatian pada perang di Eropa Timur.

“Swiss memainkan peran sentral dalam perdagangan bahan bakar fosil yang merusak iklim ini dan sekarang harus memikul tanggung jawabnya,” kata para aktivis.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya