Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Peningkatan Rasio Utang Semakin Membahayakan Kredibilitas Rezim Jokowi

MINGGU, 17 APRIL 2022 | 10:29 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kredibilitas rezim Joko Widodo dalam mengelola fiskal peningkatan rasio utang pemerintah dianggap semakin membahayakan. Bahkan, progresifnya produksi utang pemerintah sangat mengkhawatirkan.

"Peningkatan rasio utang pemerintah semakin membahayakan kredibilitas rezim Jokowi mengelola fiskal," ujar Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/4).

Karena kata Satyo, kemampuan pemerintah untuk mengupayakan penerimaan negara masih sangat rendah dan kemungkinan juga rendahnya kemampuan pemerintah dalam membayar utang.


Selain itu, Satyo juga menyoroti klaim Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang menyebut bahwa rasio utang terhadap PDB masih lebih kecil dibandingkan dengan negara Asean, G20, bahkan negara di seluruh dunia.

"Nampaknya serasa miss leading. Mengapa? Sebab angka utang pemerintah saat ini yang sudah Rp 7 ribu T lebih, sudah sangat mengkhawatirkan apabila dinilai dari kemampuan bayar utang atau debt service ratio (DSR)," kata Satyo.

Seharusnya menurut Satyo, Sri Mulyani yang merupakan Menteri Keuangan andalan Presiden Jokowi memberikan informasi yang lengkap terkait utang.

"Dan mestinya elemen utang terhadap PDB juga perlu dibandingkan dengan indikator DSR, maka jelas nilai DSR Indonesia lebih besar ketimbang beberapa negara anggota ASEAN, apalagi negara G20, yang artinya kemampuan mereka dalam progresifitas penerimaan dan kemampuan membayar utang juga besar," terang Satyo.

Bahkan menurut Satyo, sebelum pandemi Covid-19 datang yang membuat perekonomian banyak negara rontok, jauh sebelumnya perekonomian Indonesia tidak stabil dan loyo, akibat treatment konservatif ciri khas dari neoliberalisme.

"Sehingga dengan berbagai propaganda harus selalu menambah utang dengan jumlah yang tidak sedikit setiap tahun. Seharusnya pemerintah dapat belajar dari beberapa negara yang bangkrut karena terlilit utang sebut saja Yunani, Argentina dll," pungkas Satyo.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Larangan Reklame Produk Tembakau Mengancam Industri Periklanan

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:05

Indonesia Raih Juara 2 di MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:03

Nasihat Ma’ruf Amin soal Kisruh PBNU

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:48

Kemenkop–Kejagung Perkuat Pengawasan Kopdes Merah Putih

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:35

China Primadona Global

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:01

UUD 1945 Amandemen Masih Jauh dari Cita-cita Demokrasi Pancasila

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:37

Pekerja Pengolahan Tuna di Jakarta, Bali dan Sulut Masih Memprihatinkan

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:12

Bakamla dan Indian Coast Guard Gelar Latihan Bareng di Laut Jawa

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:55

Program Edukasi YSPN Cetak Regenerasi Petani Muda

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:37

Saatnya Rakyat jadi Algojo

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:09

Selengkapnya