Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ketika India Kukuh Menjaga Hubungan Baik dengan Rusia, Washington Punya Cara Lain Agar New Delhi Menjauh dari Moskow

RABU, 13 APRIL 2022 | 14:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

India tengah menjalin hubungan yang hangat dengan Amerika Serikat (AS) menyusul pertemuan para pejabat India dan AS di Washington baru-baru ini, baik secara langsung maupun secara virtual.

Ada dugaan bahwa AS bergerak mencari peluang untuk bisa menekan India yang sejak awal memilih menolak untuk mengutuk agresi Rusia dan tidak ingin bergabung dengan negara-negara yang menjatuhkan sanksinya untuk Moscow.

Namun begitu, direktur umum Dewan Urusan Internasional Rusia, Andrey Kortunov menepis kekhawatiran itu dan mengatakan bahwa New Delhi akan memilih untuk tetap netral dalam masalah krisis Ukraina dan dengan tegas menolak tekanan Washington.

“Menurut saya, peluang AS untuk menekan New Delhi agak terbatas. India telah mengambil keputusan dan nampaknya kesempatan India untuk mempertimbangkan kembali pendiriannya itu terlihat tipis. Ini tentu bisa menguatkan dugaan bahwa India akan dengan tegas menolak tekanan AS," katanya, berspekulasi, dalam wawancaranya dengan TASS.

India memang menyerukan perdamaian dan berharap perang segera usai. Namun, India tidak ingin ikut campur, bahkan menjauh dari urusan konflik Ukraina. Bisa terlihat selama ini bahwa India juga tak ingin mengkritik Rusia di pertemuan mana pun, apalagi ikut-ikutan memberi sanksi.

Ini berarti India harus siap menerima konsekwensi dari pendirian tersebut, karena AS nampaknya akan mengeluarkan kebijakan yang pada akhirnya memaksa India untuk mengurangi kerja sama dengan Rusia di sejumlah bidang termasuk industri militer.

“Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap banyak negara yang mempertahankan kerja sama dengan Rusia. Ada risiko tertentu bahwa India mungkin menderita sanksi teritorial dan dipaksa untuk membatasi kerja sama dengan Rusia di beberapa jalur,” kata Kortunov.

AS telah berjuang untuk bisa mendapatkan pasar senjata India yang selama ini telah dimenangkan Rusia. Meskipun ada pembelian senjata AS, tetapi India lebih banyak mengambilnya dari Rusia.

Jika AS tidak bisa 'mengambil hati' India untuk ikut mengutuk dan memberikan sanksi kepada Rusia, bukan tidak mungkin AS mendesak India lewat cara lain yang menyasar pada kerja sama India-Rusia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya