Jenderal Alexander Dvornikov/Net
Penunjukkan Jenderal Alexander Dvornikov sebagai pemimpin militer Rusia dalam melawan Ukraina dianggap sia-sia oleh Amerika Serikat.
Gedung Putih bahkan mengatakan perombakan militer Rusia itu tidak akan mengubah kegagalan Presiden Vladimir Putin.
"Pandangan kami, pergantian personel atau kepemimpinan di puncak tidak akan menghapus fakta bahwa ini adalah kegagalan strategis bagi Rusia," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan pada briefing harian, seperti dikutip dari
AP, Selasa (12/4).
Tujuh minggu setelah invasi Rusia ke Ukraina, Dvornikov yang sebelumnya memimpin distrik militer selatan Rusia, ditunjuk menjadi komandan operasi militer Moskow. Seorang mantan pejabat militer AS menggambarkannya sebagai "algojo", sementara yang lain menjulukinya "penjagal Suriah."
"Apa yang harus kita semua sadari, dan tentu saja kita sadari, ini adalah seorang jenderal yang bertanggung jawab untuk mengawasi kekejaman di Suriah dan bahwa kami menduga ini akan menjadi kelanjutan dari jenis kekejaman yang sudah kami lihat terjadi di Ukraina," kata Psaki.
Rusia memulai invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari setelah berbulan-bulan eskalasi militer di perbatasan. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mencatat setidaknya 1.842 kematian warga sipil dan 2.493 luka-luka di negara itu pada 10 April tetapi memperingatkan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. Lebih dari 4 juta orang telah meninggalkan negara itu.
