Berita

Gedung Perusahaan Listrik Negara (PLN)/Net

Politik

AESI: PLN dan Kemenkeu Sabotase Target Jokowi Wujudkan Net Zero Emission 2060

SENIN, 11 APRIL 2022 | 15:10 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Ada dugaan sabotase yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) terhadap target Presiden Joko Widodo dalam mencanangkan energi terbarukan mencapai 23 persen di tahun 2025 serta target Net Zero Emission di tahun 2060

Dikatakan Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa, dugaan sabotase tersebut terlihat dari sikap PLN yang tak mematuhi Permen ESDM 26/2021 perihal pemanfaatan PLTS Atap di Indonesia.

“Yang dilakukan PLN adalah pembangkangan terhadap regulasi dan berpotensi menggagalkan agenda transisi energi yang dicanangkan presiden dan berdampak pada potensi investasi,” kata Fabby dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/4).

Ia memaparkan, jika target ET tidak tercapai, maka penurunan emisi GRK Indonesia juga bisa gagal.

Berdasarkan laporan yang diterima AESI, ada keluhan atas terhambatnya izin diberikan PLN mengenai pemanfaatan PLTS Atap di berbagai daerah dan semakin meluas.

“Malah meluas. Saat ini PLN tidak mau menjalankan ketentuan Permen ESDM No. 26/2021 dan membatasi kapasitas PLTS Atap hanya 10-15% dari kapasitas listrik terpasang industri,” beber Fabby.

Pemerintah telah menetapkan PLTS Atap dengan target 3.6 GW pada 2025 sebagai Program Strategis Nasional (PSN) sesuai Permenko Perekonomian 7/2021. PSN ini dimaksudkan untuk mencapai target ET 23% di 2025 yang dicanangkan oleh PP No. 79/2014 dan Perpres No. 22/2017.

“PLTS Atap Commercial & Industry itu salah satu kontributor utama. Jadi kalau PLTS Atap dihambat, target energi terbarukan yang dicanangkan Jokowi bisa gagal tercapai karena disabotase PLN,” tegasnya.

Seain PLN, AESI juga menyoroti Kementerian Keuangan lantaran turut menghambat pengembangan energi terbarukan. Hal itu tercermin pada pemberian subsidi energi fosil kepada PLN lewat kebijakan harga DMO Batubara.

"Yang kedua, menahan harga listrik tidak sesuai keekonomiannya. Ketiga, PT SMI tidak bisa memberikan concessional finance yang diperlukan oleh pengembang ET di Indonesia,” tandas Fabby.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya