Taman bermain anak-anak yang dihancurkan oleh serangan Rusia di Borodyanka, di pinggiran Kiev, Ukraina/Net
Kekhawatiran bahwa Rusia menanam sejumlah alat peledak di bawah tanah membuat seorang pembuat film Australia, yang meliput perang di Ukraina, mendesak pemerintah Federal untuk mengirim ahli pembersihan ranjau ke negara yang dilanda perang tersebut.
George Gittoes dan istrinya yang seorang musisi, Hellen, dari New South Wales, telah tinggal di ibukota Ukraina, Kiev, sejak akhir bulan lalu di mana mereka melakukan syuting film dan membuat mural perdamaian.
Gittoes mengatakan dia telah mengunjungi bagian tengah kota di mana para ahli militer Ukraina membersihkan ranjau yang ditinggalkan oleh tentara Rusia setelah mereka mundur dalam beberapa hari terakhir.
"Saya berbicara dengan seorang perwira Ukraina di salah satu lokasi. Teorinya adalah bahwa Rusia melakukan ini sebagai strategi untuk memaksa insinyur tentara Ukraina menjauh dari garis depan yang berjuang untuk membersihkan daerah sipil," katanya, seperti dikutip dari
9News, Senin (11/4).
"Ini akan menjadi kerugian besar bagi front pertempuran dan melumpuhkan Ukraina dan peluangnya untuk berhasil melawan tentara Rusia," lanjutnya.
Gittoes mengatakan dia berencana untuk menulis surat kepada politisi Australia dan perwira senior militer mendesak mereka untuk mengirim tim pembersihan ranjau ke Ukraina.
"Pakar pembersihan ranjau Australia dapat memainkan peran besar dalam membantu membersihkan ranjau," katanya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memperingatkan sebagian besar negara itu telah dipenuhi ranjau dan jebakan ketika tentara Rusia mundur untuk berkumpul kembali di timur Ukraina.
"Mereka menambang seluruh wilayah. Mereka menambang rumah, peralatan pertambangan, bahkan mayat orang yang terbunuh," kata Zelensky awal bulan ini.
"Ada banyak kabel trip, banyak bahaya lainnya," ujarnya.
Slank Siuman dari Jokowi
Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02
Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya
Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30
Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir
Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19
Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah
Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00
Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari
Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50
Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta
Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07
Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri
Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01
Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank
Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45
Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo
Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05
Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD
Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02
Selengkapnya