Berita

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev/Net

Dunia

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev Ungkap Efek Berbahaya Sanksi Terhadap PBB

SABTU, 09 APRIL 2022 | 11:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sanksi-sanksi yang dimotori Amerika Serikat dan negara-negara Eropa terus dihantamkan ke Rusia. Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan hal itu bisa mengikis sistem lembaga internasional termasuk PBB.

Medvedev, dalam sebuah posting Telegram pada Jumat (8/4), berpendapat bahwa kata 'sanksi' hanya berlaku untuk tindakan yang diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB, menambahkan bahwa segala sesuatu yang oleh negara-negara barat disebut 'sanksi' hari ini tidak lain adalah beberapa pembatasan sepihak karena tidak dapat dilihat sebagai sanksi di bawah hukum internasional.

“Ini tidak lain adalah pelanggaran hak kedaulatan Federasi Rusia yang dilakukan oleh negara dan blok tertentu,” kata Medvedev mengecam sanksi barat sebagai ilegal, seperti dikutip dari RT, Sabtu (9/4).


"Skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pembatasan barat terhadap Moskow hanya akan menyebabkan runtuhnya semua lembaga internasional dan terutama PBB,” lanjut Medvedev, yang saat ini menjadi wakil kepala dewan keamanan Rusia.

Mantan presiden Rusia menjelaskan, pembatasan lebih lanjut juga dapat menempatkan sistem hubungan internasional ke jalan buntu, karena hubungan antara banyak negara akan diturunkan atau putus sama sekali.

Medvedev juga mengatakan bahwa sanksi dapat dilihat sebagai agresi karena bertujuan untuk mengganggu kemandirian ekonomi suatu negara dan, dengan demikian, kedaulatannya.

“Intinya itu adalah deklarasi perang ekonomi,” tambahnya, memperingatkan bahwa tindakan semacam itu memerlukan tindakan pembelaan diri oleh negara yang terkena dampak.

“Tidak ada yang meragukan bahwa Rusia akan menggunakan haknya [untuk membela diri] meskipun dengan cara apa pun yang dianggap perlu,” katanya.

Namun, Medvedev percaya bahwa pembatasan tersebut masih ditakdirkan untuk gagal dalam mencapai tujuan yang mereka nyatakan, yaitu melemahkan Rusia.

"Mereka hanya akan membuat Rusia bersatu di belakang para pemimpin negara dan mempertimbangkan mereka, yang menjatuhkan sanksi," ujarnya.

Komentar Medvedev muncul ketika UE mengumumkan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia. Sebelumnya pada hari Jumat, blok tersebut mengatakan akan menjatuhkan hukuman terhadap sektor keuangan dan perdagangan serta embargo batubara Rusia. Ekspor minyak dan gas tetap tidak terpengaruh. Pada hari Kamis, Rusia juga diskors dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya