Berita

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian/Net

Dunia

China: Pihak yang Paling Diuntungkan dari Perang dan Sanksi adalah Amerika Serikat

KAMIS, 07 APRIL 2022 | 12:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemberian serangkaian sanksi kepada Rusia ikut menjadi sorotan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.

Berbicara pada konferensi pers yang berlangsung pada Rabu (6/5), yang dirilis di situs Kementerian Luar Negeri China, Zhao mengatakan pihak yang paling diuntungkan dalam perang dan sanksi saat ini adalah Amerika Serikat.

"Sejak konflik antara Rusia dan Ukraina pecah, AS telah meningkatkan sanksi sepihak terhadap Rusia dan memaksa negara lain untuk berpihak," kata Zhao, menjawab pertanyaan tentang laporan baru-baru ini dari Institut Studi Keuangan Chongyang di Universitas Renmin China (RDCY) tentang dampak negatif sanksi bagi Eropa dan sekitarnya, yang mengarah ke inflasi global, gangguan pada rantai pasokan, dan pemulihan ekonomi yang lebih lambat.


"Dalam delapan tahun terakhir dari 2014 hingga sekarang, sekelompok negara, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, memberlakukan 8.068 sanksi kepada Rusia, yang melampaui Iran sebagai negara yang paling terkena sanksi di dunia. Sejak 22 Februari tahun ini, 5.314 sanksi baru telah diterapkan di Rusia," kata Zhao.

Dalam pernyatannya, Zhao mencatat pernyataan Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Mikhail Popov yang mengatakan, dalam langkah yang kontras dengan tekanannya terhadap negara-negara Eropa untuk tidak membeli minyak Rusia, AS meningkatkan pasokan minyak mentah dari Rusia sebesar 43 persen, atau 100.000 barel per hari selama minggu lalu, dan mengizinkan perusahaannya untuk mengimpor pupuk mineral dari Rusia.

"Perang dan sanksi telah membawa pengungsi Eropa, arus keluar modal dan kekurangan energi, tetapi keuntungan dan keberuntungan bagi Amerika Serikat," kata Zhao.

Jubir mencatat bahwa pemberian sanksi bukan solusi untuk mencari perdamaian.

"Sejarah dan kenyataan telah memperjelas bahwa sanksi tidak dapat menjamin perdamaian dan keamanan, dan hanya akan mengarah pada situasi kalah-kalah, yang selanjutnya berdampak pada ekonomi dunia yang sudah lesu dan sistem ekonomi global yang ada," kata Zhao.

"Jika AS serius untuk meredakan situasi di Ukraina, AS harus berhenti menambahkan bahan bakar ke api, berhenti menjatuhkan sanksi, menghentikan kata-kata dan perbuatan yang memaksa dan benar-benar berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan damai," ujarnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya