Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ini Tiga Negara Paling Produktif Menyebar Disinformasi Versi ASPI

JUMAT, 01 APRIL 2022 | 11:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ada tiga negara yang dianggap paling produktif dalam menyebarkan disinformasi di media sosial, terutama di Twitter.

Australian Strategic Policy Institute (ASPI), yang menerima dana dari pemerintah AS dan Australia,  menerbitkan laporan Understanding Global Dinsinformation and Information Operations baru-baru ini, yang menyebutkan bahwa tiga negara tersebut adalah Rusia, Iran, dan Arab Saudi.

Penelitian tersebut menganalisis data yang tersedia untuk umum tentang kampanye online yang dijajakan oleh aktor negara, lapor MEE, Kamis (31/3).


Di dalam laporan, disertakanya juga situs web  yang menyediakan analisis di 17 negara dengan jaringan tidak autentik yang dihapus oleh Twitter selama beberapa tahun terakhir.

China dan Venezuela  menempati urutan berikutnya, disusul oleh Turki, Mesir, dan Uni Emirat Arab .

Analisis menemukan bahwa jaringan Rusia, yang terdiri dari 5.000 akun, telah dihapus oleh Twitter pada delapan kesempatan antara Oktober 2018 dan Maret 2021.

Jaringan berusaha untuk menciptakan narasi di mana Rusia memberikan bantuan kemanusiaan di Suriah, sementara AS dianggap sebagai "kekuatan imperialis yang berkolusi dengan organisasi teroris untuk mengacaukan kawasan".

Di Iran, Twitter menghapus tujuh jaringan, yang melibatkan 8.211 profil palsu, yang diyakini terkait dengan pemerintah Iran antara November 2019 dan Maret 2021.

Sejak Twitter dilarang di Iran, sebagian besar jaringan disinformasi berusaha mempengaruhi persepsi global tentang Teheran dan menimbulkan perpecahan di negara-negara saingan.

Menurut ASPI, persona palsu yang didukung Iran adalah 'karakter yang terkadang meyakinkan dan berpengetahuan luas' yang tampaknya adalah orang-orang lokal yang peduli dengan masalah tertentu. Ini termasuk analis politik palsu yang berbasis di New York dan akun parodi Bollywood

Arab Saudi memiliki empat jaringan disinformasi terkait negara yang dihapus antara Oktober 2019 dan Januari 2020, dengan lebih dari 11.000 akun Twitter yang dianggap terlibat.

Sebagian besar retorika jaringan Saudi berkisar seputar Qatar, selama tiga setengah tahun blokade Doha yang dipimpin Saudi oleh Bahrain, UEA, dan Mesir yang diluncurkan pada Juni 2017.

Akun yang terkait dengan media yang dikelola pemerintah Saudi mendiskreditkan Doha dan menuduhnya mendukung Ikhwanul Muslimin, dan juga meniru tokoh Qatar termasuk anggota keluarga kerajaan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya