Berita

Presiden Rusia Vladimir Putin/Net

Dunia

Blak-blakan di Sebuah Pertemuan, Putin: Demi Solidaritas Tak Masuk Akal, Politisi Barat Korbankan Warganya

JUMAT, 01 APRIL 2022 | 10:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Masuknya migran baru dan krisis pangan akan menjadi sesuatu yang tak terhindarkan di Eropa, menyusul rentetan sanksi yang dijatuhkan Barat kepada Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan hal itu saat membahas sanksi Barat yang diluncurkan untuk Moskow sebagai tanggapan atas serangan Rusia ke Ukraina, Kamis (31/3) waktu setempat.

"Krisis pangan pasti akan diikuti oleh gelombang migrasi lainnya, terutama ke negara-negara Eropa," kata Putin, seperti dikutip dari RT, Jumat (1/4).


Dalam pidatonya pada pertemuan pembahasan transportasi udara dan manufaktur pesawat, Kamis, Putin pun mengkritik perilaku beberapa politisi Barat yang siap mengorbankan kepentingan wargan mereka sendiri, mencap pendekatan seperti itu sebagai “kebalikan dari populisme.”

Dengan meluncurkan sanksi yang membabi buta kepada Rusia, Barat tidak menyadari bahwa sanksi itu justru akan berdampak kepada warganya sendiri. Harga pangan akan melonjak tinggi, kekuarangan pasokan gas, serta sulitnya bepergian.

“Ini seperti memaksa agar orang-orang makan dengan porsi lebih sedikit, memakai lebih banyak pakaian, dan menggunakan lebih sedikit pemanas, juga berhenti bepergian. Mungkin untuk kepentingan orang-orang yang menuntut perampasan sukarela semacam ini, ini sebagai tanda solidaritas Atlantik Utara yang abstrak,” ujarnya.

Dia menggarisbawahi bahwa Moskow telah melihat 'pendekatan dan tindakan yang dipertanyakan' dalam kebijakan ekonomi, energi, dan pangan selama lebih dari setahun.

Beberapa hari yang lalu, risiko krisis pangan global yang 'belum pernah terjadi sebelumnya' dibahas pada KTT G7 di Brussels.  

Mengingat Rusia dan Ukraina adalah pemasok tanaman utama di dunia, para pemimpin G7 menyalahkan serangan Moskow di Ukraina atas krisis yang membayangi. Lalu saat ini, mereka ingin mendiskusikan paket tindakan untuk mencegah kekurangan pangan.

Menurut Putin, justru Barat-lah yang terus membuat keputusan yang mendorong ekonomi global ke arah krisis. Barat yang menyebabkan terganggunya rantai produksi dan logistik, peningkatan inflasi global, dan memperburuk ketidaksetaraan, hingga penurunan pendapatan standar hidup jutaan orang, serta menimbulkan kelaparan massal di negara-negara termiskin.

Putin menuduh AS mencoba memecahkan masalahnya sendiri dengan mengorbankan negara lain dan mengalihkan kesalahan atas kesalahan ekonominya sendiri ke Rusia.  

Selain itu, menurut Putn, AS akan mencoba memanfaatkan ketidakstabilan global saat ini, misalnya, dengan mencoba "mendorong Eropa ke gas alam cair Amerika yang mahal."

Semua sanksi yang dikenakan pada Moskow telah dipersiapkan sebelumnya, menurut Putin dan akan diterapkan dalam semua hal.

"Mereka siap untuk mengekang perkembangan Rusia, untuk melemahkan kedaulatannya dan untuk melemahkan potensi industri, keuangan, dan teknologinya," kata Putin.

Mempertimbangkan fakta bahwa Barat telah memberlakukan pembatasan terhadap Rusia selama bertahun-tahun, tidak ada gunanya berpikir bahwa pendekatan ini akan berubah dalam waktu dekat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya