Berita

Juru Bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric/Net

Dunia

PBB: Sanksi Inggris kepada Media Rusia Mengganggu Hak Jurnalis

JUMAT, 01 APRIL 2022 | 07:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemberian sanksi terbaru Inggris kepada media-media Rusia sebagai bagian dari hukuman invasi Moskow ke Ukraina, mendapat sorotan dari juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (31/3), Dujarric mengatakan bahwa sanksi Inggris terhadap media Rusia, termasuk RT, mengganggu hak jurnalis untuk bekerja di tempat yang mereka inginkan.

“Pada prinsipnya, kami sangat percaya pada hak jurnalis untuk melakukan pekerjaan mereka di mana saja,” kata Dujarric kepada wartawan, seperti dikutip dari RT, Jumat (1/4).


Beberapa jam sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengumumkan tahap baru sanksi yang menargetkan TV-Novosti yang disponsori negara, yang menjalankan RT, dan Rossiya Segodnya, yang mengoperasikan Sputnik News.

London menggambarkan kedua media tersebut sebagai “propagandis Rusia dan media pemerintah yang menyebarkan kebohongan dan kebohongan tentang invasi ilegal Putin ke Ukraina,” meskipun tidak ada contoh kebohongan atau pernyataan menipu dari RT atau Sputnik yang diberikan.  

Pemerintah Inggris mengklaim bahwa RT telah menyebarkan narasi pro-Kremlin seputar invasi ke Ukraina, termasuk bahwa neo-Nazi hadir di negara itu dan bahwa tentara Ukraina telah melakukan kejahatan perang.

Jenderal Mikhail Mizintsev, seorang perencana militer senior Rusia, dan Sergey Brilev, seorang pembawa acara TV Rusia, juga termasuk di antara 14 nama dan entitas yang dikenai sanksi pada hari Kamis.

Sanksi terbaru Truss datang beberapa minggu setelah regulator media Inggris Ofcom mencabut izin penyiaran outlet media Rusia, mengklaim mereka tidak dalam posisi untuk meliput krisis Ukraina.  

Seperti diketahui, BBC milik pemerintah London sendiri telah meliput semua konflik yang melibatkan Inggris dalam ingatan yang hidup, termasuk tudingan adanya "senjata pemusnah massal" dalam invasi Irak tahun 2003, yang ternyata salah.

Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan militer Rusia terhadap Ukraina, kantornya tidak mendukung semua tindakan pembalasan barat.  

Dalam briefing pada hari Selasa, Dujarric mengatakan bahwa Guterres tidak mendukung proposal oleh anggota parlemen AS untuk mengecualikan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, dan bahwa langkah seperti itu akan menjadi preseden berbahaya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya