Berita

Peter Hauk/Net

Dunia

Setuju Larangan Impor Gas Rusia, Jerman Sarankan Warga Bertahan dengan Pakai Sweater

SELASA, 29 MARET 2022 | 07:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pernyataan Menteri Pertanian dan Perlindungan Konsumen negara bagian Baden-Wurttemberg Peter Hauk, yang mendukung keputusan Jerman melarang impor gas dan minyak dari Rusia mendapat kritik dari sejumlah politisi.

Dalam sebuah pernyataan, Hauk menyatakan dukunganya terhadap keputusan untuk melarang impor minyak Rusia, terlepas dari dampaknya terhadap warga negaranya sendiri, yang sedang berjuang dengan melonjaknya harga energi yang menyulitkan mereka untuk memanaskan rumahnya.

“Anda dapat menahan 15 derajat Celcius di musim dingin dengan sweter. Tidak ada yang mati karenanya. Tetapi orang-orang sekarat di tempat lain,” kata Hauk, merujuk pada jumlah korban yang ditimbulkan Rusia di Ukraina, seperti dikutip dari RT, Senin (28/3).


Komentar dari politisi, yang merupakan anggota partai Christian Democratic Union, mendapat tanggapan keras dari Asosiasi Penyewa Jerman, yang menjawab bahwa itu tidak menunjukkan pemahaman tentang kebutuhan orang tua atau mereka yang bekerja dari rumah.

Meskipun mengakui bahwa Eropa perlu mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia, asosiasi tersebut memperingatkan bahwa menurunkan suhu ruangan dan mengandalkan mengenakan lebih banyak pakaian dapat menyebabkan orang jatuh sakit selama bulan-bulan musim dingin.  

“Dengan gaji menteri atau pensiun presiden, Anda dapat membayar biaya energi yang meledak dan tidak perlu membekukan diri Anda sendiri,” kata ketua negara bagian Stuttgart, Rolf Gassmann.

Asosiasi tersebut kemudian mengingatkan Gassmann bahwa, sehubungan dengan akomodasi sewaan, tuan tanah Jerman memiliki kewajiban hukum untuk memastikan kamar dapat dipanaskan hingga 22 derajat Celcius dan memasang ventilasi yang tepat untuk mencegah penumpukan kelembaban dan serangan jamur.

Uni Eropa bertujuan menghapus ketergantungannya pada minyak dan gas dari Rusia pada tahun 2030, dimulai dengan mengurangi permintaannya untuk gas Rusia hingga dua pertiga tahun ini.  

"UE tidak dapat mengandalkan pemasok yang secara eksplisit mengancam kita,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya