Berita

Roman Abramovich /Net

Dunia

Oligarki Rusia yang Kena Sanksi Alami Dugaan Keracunan Setelah Lakukan Negosiasi di Kiev

SELASA, 29 MARET 2022 | 06:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

. Kabar mengejutkan datang dari miliarder Rusia Roman Abramovich yang selama ini dikenal dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Wall Street Journal melaporkan, Abramovich menderita dugaan keracunan.

Sumber yang dekat dengan Roman Abramovich telah mengkonfirmasi bahwa oligarki Rusia itu menderita gejala dugaan keracunan setelah pertemuan untuk membahas pembicaraan damai dengan negosiator Ukraina.

Tiga orang yang menghadiri negosiasi di Kiev baru-baru ini, mengalami mata merah, perih terus-menerus, serta kulit mengelupas di wajah dan tangan mereka. Gejala itu terus terasa sepanjang malam.


Sumber tersebut menduga adanya serangan Rusia yang mencoba meracuni Abramovich untuk menyabotase perundingannya dengan Ukraina.

Sementara para ahli yang menyelidiki insiden tersebut mengatakan sulit untuk menentukan apakah gejala tersebut disebabkan oleh "agen kimia atau biologis atau oleh semacam serangan radiasi elektromagnetik", kata sumber tersebut.

Seorang pejabat AS mengkonfirmasi bahwa intelijen telah menetapkan bahwa apa yang dialami Abramovich dan dua negosiator perdamaian Ukraina lainnya itu, disebabkan oleh faktor lingkungan, bukan keracunan.

Pekan lalu Zelensky dalam pidatonya mengatakan banyak pengusaha Rusia yang terkena sanksi, datang menawarkan bantuan untuk mendukung Ukraina dengan imbalan terlepas dari sanksi.

Abramovich dikatakan baik-baik saja sekarang karena insiden itu terjadi beberapa minggu yang lalu, dan dia akan melanjutkan negosiasi bersama dengan orang-orang dari Ukraina dalam upaya untuk mengakhiri perang.

Mereka yang dekat dengan Abramovich mengatakan dia telah terlibat dalam beberapa pertemuan, dan hanya bekerja atas nama dirinya sendiri setelah diklaim bahwa dia diminta untuk mendukung Ukraina.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya