Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Proyek-Proyek Sabuk dan Jalan Telah Mengeksploitasi Sumber Daya Alam Indonesia

JUMAT, 25 MARET 2022 | 10:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Inisiatif Sabuk dan Jalan atau BRI mulanya dipandang sebagai langkah yang cukup membantu dalam membangun sejumlah proyek di Indonesia. Namun, pada kenyataannya beberapa keluhan mulai terdengar, yang menyebutkan bahwa operasi perusahaan China di Indonesia di bawah BRI bukan hanya mendatangkan ancaman bagi lingkungan sekitar tetapi juga mengancam mata pencaharian penduduk sekitar.

Perusahaan-perusahaan China itu telah mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia dan mengganggu keseimbangan ekologisnya. Aktivitas itulah yang mengancam kelestarian flora dan fauna, dan membuat penduduk harus pergi karena kehilangan mata pencaharian.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru misalnya. Proyek tersebut dianggap mengancam harimau sumatera dan trenggiling Sunda, menurut laporan The HK Post.


Proyek senilai 1,6 miliar dolar AS di bawah naungan BRI itu dikerjakan oleh Sino Hydro Corporation Limited dari China.

Hutan Batang Toru yang terletak di  Pulau Sumatera Indonesia adalah rumah bagi sekitar 800 Orangutan Sumatera yang masuk dalam daftar 'Spesies Sangat Terancam Punah'. Para peneliti mengatakan, spesies yang terancam punah itu akan semakin terancam lagi karena dekat dengan pencemaran dari proyek PLTA  yang lokasinya terletak di dekat garis patahan.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) sudah mewanti-wanti hal ini, menurut laporan HK Post.

Para peneliti mengatakan, Proyek PLTA itu telah dinilai sebagai proyek lingkungan paling berisiko dalam sejarah, dan mereka telah mengingatkan pemerintah Indonesia untuk perlindungan Hutan Batang Toru.

Bendungan yang dibangun pun akan mengancam mata pencaharian 100.000 penduduk yang ada di hilir. Beberapa dari mereka bahkan telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari penghidupan baru.

Presiden China Xi Jinping pada April tahun lalu telah memperjuangkan filosofi "kerja sama yang terbuka, hijau dan bersih untuk membuat pembangunan BRI berkelanjutan" yang ia sampaikan dalam pidatonya di Forum Boao untuk Konferensi Tahunan Asia.

Namun, apa yang dikatakan Xi tidak sepenuhnya terlaksana, karena proyek tambang seng di Sumatera Utara, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan jalan raya Probolinggo-Banyuwangi telah merusak lingkungan sekitar, menurut laporan HK Post, seperti dikutip dari ANI.

PT Dairi Prima Mineral Project (DPM), di mana China Nonferrous Metal Mining Group memiliki saham mayoritas, akan melanjutkan proyek penambangan seng itu, senilai 630 juta dolar AS.

Proyek ini berada dalam jarak beberapa ratus meter dari Desa Sopokomil dan Parongil, di mana sebagian besar penduduknya adalah petani. Para petanki itu telah menyuarakan keprihatinan tentang kemungkinan peningkatan keasaman tanah karena kandungan asam sulfat yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari operasi penambangan.

Perusahaan lainnya, Grup Tsingshan China, sedang membangun pabrik pengolahan berbasis nikel senilai 700 juta dolar AS di Morowali Industrial Park yang juga di bawah BRI. Proyek ini dilaporkan mengancam kehidupan laut Indonesia di sekitarnya.

Begitu pun dengan proyek jalan raya Probolinggo-Banyuwangi senilai 165 juta dolar AS yang dikerjakan oleh China Communications Construction juga dikhawatirkan akan membawa dampak buruk bagi lingkungan sekitar.

BRI atau dulu disebutnya OBOR, adalah strategi pembangunan global yang diadopsi oleh pemerintah Tiongkok, yang melibatkan pembangunan infrastruktur dan investasi di 152 negara dan organisasi internasional di Asia, Eropa, Afrika, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya